Makassar (ANTARA) - Kemeriahan Penutupan Forum Anak Nasional (FAN) 2019 diwarnai dengan penampilan baju adat khas daerah yang dikenakan seluruh peserta dari masing-masing daerah.

"Saya bangga karena bisa memperlihatkan baju adat saya dari Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang bisa dilihat satu nasional," ucap Wahyu Wibowo yang ditemui di lokasi penutupan FAN 2019, Fort Roterdam Makassar, Senin malam.

Berusia 16 tahun, Wahyu sapaannya mengenakan baju khas Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang merupakan baju asli dari kesultanan Sambas bernama Telok Belanga'. Baju ini diprediksi telah berusia hampir seratus tahun.

Demi FAN 2019, Wahyu bersikeras mendapatkan pinjaman baju tersebut dari kerabatnya yang bekerja di kesultanan Sambas.
Baca juga: Peserta Forum Anak Nasional 2019 belajar berbagai isu

"Karena saya tidak mau kalah makanya saya membawa baju terbaik saya, betul-betul asli dari kabupaten Smbas yang punya etnis melayu sangat kental di Kalbar," ungkapnya.

Selain Wahyu, ada juga Indah yang merupakan peserta FAN 2019 asal Bengkulu merasa bangga dan terharu mengenakan pakaian khas Bengkulu di Makassar, terlebih dia baru kali ini menginjakkan kaki di Makassar.

"Pokoknya Makassar keren, sangat Indah dan luar biasa. Pemandangannya sangat bagus, meski saya dan teman-teman baru ke Pantai Akkarena tadi pagi," ungkap perempuan yang tengah duduk di bangku XII SMA.

Perempuan bernama lengkap Indah Centia Varizal ini juga terkesan dengan budaya dan adat istiadat Makassar. Hal itu diketahui dari penampilan tari khas Bugis Makassar saat pembukaan FAN 2019 beberapa wakty lalu.

"Adatnya luar biasa, berbeda tetapi mengesankan. Ini pertama kali ke Makassar, kayaknya bakal datang lagi deh," tandasnya.
Baca juga: Anak Indonesia rumuskan permasalahan mereka
Baca juga: Anak dapatkan pemahaman tentang haknya di Forum Anak
Peserta FAN 2019 mengenakan baju adat daerah masing-masing pada penurupan FAN 2019 di Fort Roterdam Makassar, Senin (22/07/2019). ANTARA Foto/Nur Suhra Wardyah
 

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019