Jakarta (ANTARA) - Pihak Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua Jakarta melakukan pembinaan karakter komunitas yang berada di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

"Pembinaan itu memang tugas kita ya, yang tadinya mereka memakai kostum setan-setanan sekarang kami arahkan dengan mengganti dengan kostum yang berkaitan dengan sejarah dan budaya," ujar Norviadi Husodo, di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, karena karakter itu tidak sesuai dengan kawasan Kota Tua. Salah satunya ada pocong, itu tidak boleh ditampilkan di Kota Tua.

Saat ini karakter sejarah dan budaya sudah menjadi objek utama para pengunjung untuk berfoto hingga berswafoto seperti tentara, pahlawan seperti Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Bung Tomo sampai hanya sekedar berbalut cat emas di sekujur tubuhnya hingga noni-noni Belanda yang ada di kawasan museum yang dibangun pada 1870 itu.

Baca pula: Hari ini Ratu dan Raja Swedia ke Kota Tua, venue disterilkan

Baca pula: Kunjungan wisatawan Kota Tua tembus satu juta pengunjung

Baca pula: Warga manfaatkan libur sekolah berwisata ke Kota Tua

UKP memberikan ketentuan lokasi di setiap harinya, di Kota Tua terdapat 22 titik manusia patung. Sementara untuk akhir pekan manusia patung berada di 28 titik dengan berjumlah 50 karakter yang didata.

Sementara tarif yang mereka patok untuk foto bersama mereka tak ada patokan tarif. Semua diserahkan kepada para pengunjung kota tua yang ingin berfoto bersama mereka.

"Ya seikhlasnya saja, paling dari Rp2.000 hingga terbesar Rp20.000. Tergantung jiwa sosialnya pengunjung.

Selain itu, adapun museum yang dapat dikunjungi di kawasan Kota Tua, yaitu Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Bahari, Museum Magic Art 3D.

Di dalam Museum Sejarah Jakarta, para pengunjung bisa melihat bangunan dapur khas masyarakat Betawi zaman dulu dan beberapa barang peninggalan menir-menir Belanda. Di museum ini, pengunjung juga bisa melihat penjara pada masa penjajahan Belanda.

Pewarta: Mochammad Risyal Hidayat
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019