Jakarta (ANTARA) - Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK bertemu sejumlah ormas agama antara lain PBNU, PP Muhammadiyah, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), membahas kriteria calon pimpinan komisioner KPK

"PBNU jelas, mereka ingin radikalisme sepert

Baca juga: Pansel tak ingin kecolongan capim KPK yang terjerat kasus hukum


Selain itu menurut dia, PP Muhammadiyah menjelaskan pimpinan KPK harus memiliki jiwa progresif dalam bekerja. Muhammadiyah tetap tidak setuju pimpinan KPK menganut paham radikal.

"Tokoh agama sudah sepakat dengan langkah ini. Kita ingin calon tidak terafiliasi dengan sindikat narkoba, pengguna. Banyak hal yang nanti kami akan jadikan salah satu bahan tes kesehatan dan juga tes psikologi dari bahan-bahan bahayanya radikalisme dan bahaya terlibat sindikat narkotika," ujar Yenti.

Baca juga: Pansel: 93 orang sudah daftar sebagai capim KPK

​​​​​​​Yenti mengatakan calon pimpinan KPK tidak boleh terkait dengan bandar narkoba. "Jangan sampai komisioner bersih namun yang support adalah bandar narkoba," ujar dia.

Dia menjelaskan Pansel Capim KPK akan bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk memeriksa sumber dana dalam rekening calon pimpinan komisioner KPK.

Hal itu untuk menghindari pemilihan calon yang terkait terorisme maupun peredaran narkoba.

 

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019