Surabaya (ANTARA News) - Jajaran Direktorat Reserse Narkoba (Reskoba) Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) menemukan rumah produksi Sabu-Sabu (SS) di Desa Sengin Agung, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. "Rumah produksi SS yang sengaja ditempatkan di Purwosari yang sangat terpencil itu. Kami menemukan SS setengah jadi dan SS bentuk jadi," kata Direktur Reskoba Polda Jatim, Kombes Pol. Coki Manurung, di Surabaya, Senin. Didampingi Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jatim, Kombes Pol. Pudji Astuti, ia mengatakan bahwa rumah kontrakan yang dipakai produksi SS itu digerebek sepekan silam (4/2), namun polisi membutuhkan waktu untuk mengembangkan penyidikan. "Awalnya, kami menangkap Sutikno (24) di Purwosari dengan BB (barang bukti) berupa 1,3 gram SS, kemudian tersangka yang mengaku sebagai kurir itu diperiksa untuk dikembangkan ke tersangka lain," katanya. Setelah itu, menurut dia, Sutikno menunjuk Sis alias Profesor (30) yang memiliki rumah kontrakan tidak jauh dari tempat penangkapan tersangka, namun kami tidak menemukan tersangka Sis saat penggerebekan. "Sis yang merupakan anggota jaringan Gogon dkk dari rumah produksi SS di Sidokare, Sidoarjo itu akhirnya disanggong hingga tertangkap. Dia menjadi DPO (daftar pencarian orang) sejak Agustus 2007," katanya. Namun, katanya, penangkapan Sutikno dan Sis itu masih menyisakan seorang tersangka yang hingga kini masih DPO yakni R. "Residivis yang merupakan pembuat pot bunga itu merupakan otak rumah produksi SS itu," katanya. Coki Manurung menyatakan, polisi menemukan 11 bungkus SS setengah jadi dan enam gram SS bentuk jadi serta 23 jenis precusor (bahan baku pembuatan SS) di rumah kontrakan itu. "Rumah produksi SS itu diperkirakan mampu memproduksi SS sebanyak satu ons dalam seminggu dengan omset senilai Rp100 juta lebih," katanya. Puluhan "precusor" yang disita, antara lain tujuh jerigen cairan toluen, ratusan butir ephedrine 1500 ml (bahan dasar SS), tiga jerigen methanol 5000 ml, soda api, 1.000 ml acethon, 1.000 ml alkohol, kompor, dan alat pengering. "Barang sitaan itu akhirnya dikembangkan hingga ke tempat asal-usul barang, sehingga kami menemukan 93 dos ephedrine di sebuah apotek di Sidoarjo dan lima jerigen toluen di toko ACE Hardware di Royal Plasa lantai 3 Surabaya," katanya. Mengenai peredaran SS dari Pasuruan itu, ia mengatakan, tersangka mengaku baru sekali memproduksi SS, namun adanya SS bentuk jadi menunjukkan bahwa peredaran tidak hanya sekali. "SS dari rumah produksi itu diedarkan di Malang, Sidoarjo, dan Surabaya. Mereka sangat mungkin sudah berpindah-pindah lokasi sebelum akhirnya di Purwosari itu," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008