Yogyakarta (ANTARA) - Unggulan teratas nomor tunggal putra dan putri tetap mendominasi raihan gelar juara pada kejuaraan tenis Amman Mineral Detec Open Junior 2019 di lapangan tenis Universitas Negeri Yogyakarta, Sabtu.

“Ini memang sesuai dengan target saya yaitu tampil sebagai juara,” kata Jahfal Munakanahaya yang tampil sebagai juara tunggal putra pada kelompok umur (KU) 14.

Jahfal yang diunggulkan di tempat teratas tersebut memastikan gelar juara setelah mengalahkan petenis junior andalan tuan rumah M. Rizky Varelito dalam dua set 7-5, 6-1.

Pada pertandingan tersebut, Varelito sempat unggul 5-4 pada set pertama, namun Jahfal bisa merebut tiga game berikutnya untuk meraih set pertama. Unggul di set awal membuat Jahfal tampil semakin percaya diri dan memastikan kemenangan dengan lebih mudah pada set kedua.

Menurut Jahfal yang tercatat sebagai siswa di SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo itu, kemenangan tersebut terasa sangat istimewa karena pada pertemuan-pertemuan sebelumnya tidak pernah menang dari Varelito yang kali ini diunggulkan di tempat keempat.

“Ia memiliki langkah kaki yang cepat. Itu menjadi keunggulannya. Tetapi, saya banyak belajar dari pertandingan-pertandingan sebelumnya sehingga bisa menang pada kejuaraan ini,” kata Jahfal yang sebelumnya meraih gelar juara pada Piala Yayuk Basuki di Ambarawa tahun ini.

Selain Jahfal, pemain unggulan pertama tunggal putra yang juga tampil sebagai juara di kejuaraan yunior tersebut adalah tunggal putra KU-10 Adyatma Rizal dari Tulungagung dengan mengalahkan Calvin Jonathan dari Semarang dengan skor 8-3.

Di KU-12, unggulan pertama dari Cirebon Ahmad Fauzan menang 8-3 atas M. Akmal Junaini dari Sukoharjo, sedangkan di KU-16, Rafly Zulkarnaen dari Sidoharjo yang diunggulkan di tempat pertama harus mengakui keunggulan Luis Darsono dari Kudus 2-6,2-6. Di KU-18, Lucky Candra dari Sukoharjo yang diunggulkan di tempat pertama juga menyerah 2-6,3-6 dari Tegar Abdi.

Sedangkan di nomor tunggal putri untuk KU-14, unggulan pertama Kholisa Siti dari Kudus menang 6-3, 6-3 atas petenis Bandung Joanne Lynn. Unggulan pertama untuk KU-16 Diah Ayu Novita dari Pati juga tampil sebagai juara setelah menang 6-1,6-3 atas Yunizar Lusida dari Tegal, dan di KU-18, pemain yang tidak diunggulkan Nadya Dhaneswara dari Kudus justru mampu mencuri gelar juara setelah mengalahkan unggulan pertama Jessica Christa dari Semarang dalam pertandingan tiga set 7-5, 2-6, 6-2.

Sementara itu, Direktur Teknik PP Pelti Frank van Fraayenhoven mengaku sangat gembira dengan adanya turnamen tersebut karena memberikan kesempatan terhadap pemain-pemain muda untuk menggali lebih banyak pengalaman bertanding.

“Dengan bertanding mengikuti banyak kejuaraan, mereka bisa mempelajari banyak hal yang tidak akan mereka peroleh saat berlatih,” kata Frank.

Pelajaran yang bisa diperoleh petenis muda dengan mengikuti banyak kejuaraan di antaranya mencari solusi atas berbagai kesulitan yang mereka hadapi saat tampil dalam pertandingan, misalnya mengelola emosi, tekanan dan memanfaatkan kemampuan serta teknik yang sudah mereka pelajari.

“Seharusnya, memang perlu ada lebih banyak kejuaraan di level junior,” katanya.

Sementara itu, Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara Rachmat Makkasau mengatakan akan terus memberikan konstribusi pada tenis nasional dengan mendukung berbagai kejuaraan di level junior yang berskala nasional.

“Harapannya, banyak atlet junior yang terus termotivasi untuk meraih prestasi nasional maupun internasional,” katanya yang berkomitmen mendukung berbagai kejuaraan nasional tenis junior yang menjadi agenda PP Pelti.

Bagi PP Pelti, banyaknya kejuaraan tersebut juga akan dimanfaatkan untuk menyusun komposisi anggota tim nasional tenis yang akan mewakili Indonesia.

Baca juga: Arianne tak gentar hadapi Risa Ozaki di final Pertamina 25k
Baca juga: Aldila akui gagal fokus di putaran dua Pertamina 25K Jakarta


Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019