Seoul (ANTARA) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden China Xi Jinping telah bersepakat bahwa penguatan ikatan bilateral antara kedua negara, di saat-saat hubungan internasional yang serius dan rumit, adalah baik untuk kedamaian regional, menurut kantor berita Korea Utara KCNA, Jumat.

Xi tiba di ibu kota Korea Utara Pyongyang pada Kamis (20/6) untuk lawatan dua hari yang merupakan kunjungan kenegaraan pertama oleh pemimpin China ke Korea Utara dalam kurun waktu 14 tahun terakhir.

Xi disambut meriah, termasuk dengan pertunjukan lagu "Aku Cinta Kamu, China" di mana ribuan orang mengangkat poster yang membentuk gambaran wajah Xi dan bendera China.

China adalah satu-satunya sekutu utama Korea Utara, dan kunjungan Xi bertujuan untuk mendukung pemerintah Korea Utara melawan tekanan sanksi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atas program nuklir dan misil serta uraian pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS).

Kunjungan itu dilakukan satu pekan sebelum Xi dan Presiden AS Donald Trump direncanakan bertemu pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang, di tengah perang dagang yang sedang terjadi.

Video dan foto media resmi Korea Utara menunjukkan Kim dan Xi tersenyum lebar di bandara Pyongyang. Mereka menyusuri jalanan ibu kota dengan limosin dengan atap terbuka, kemudian menghadiri pertunjukan seni dan tari propaganda "Mass Games".

Pertunjukan bertajuk "Sosialisme Tak Terkalahkan" itu disiapkan khusus untuk kunjungan Xi, termasuk dengan penampilan lagu "Tidak Ada China Baru tanpa Partai Komunis" dan "Aku Cinta Kamu, China", kata KCNA.

Terlihat pula satu tanda dalam karakter Mandarin bertuliskan "senang bertemu denganmu, Eyang Xi."

Sementara itu surat kabar resmi milik partai berkuasa di Korea Utara, Rodong Sinmun, menerbitkan edisi perpanjangan khusus pada Jumat dengan delapan dari 10 halaman berisi tulisan dan foto tentang kunjungan Xi.

Hubungan Penentu

Kim menyebut bahwa kunjungan Xi merupakan "penentu" untuk menunjukkan persahabatan mereka yang tak berubah kepada dunia, menurut KCNA.

Walaupun demikian, hubungan mereka juga sempat tegang beberapa kali, terutama karena program nuklir Korea Utara.

Kedua pemimpin negara itu sepakat untuk mempromosikan komunikasi strategis dan menguatkan kerja sama di semua bidang, tulis KCNA.

Pada Kamis, Xi memuji usaha pemerintah Korea Utara atas denuklirisasi dan menyatakan bahwa dunia berharap Korea Utara dan AS untuk melakukan pembicaraan serta berhasil mencapai suatu kesepakatan.

Karena kegagalan dari pertemuan antara Trump dan Kim di Hanoi, Vietnam, awal tahun ini, pemerintah Korea Utara melakukan beberapa percobaan senjata dan memperingatkan tentang "konsekuensi yang benar-benar tidak diinginkan" jika AS tidak lebih luwes.

Pada acara jamuan makan malam, Kamis, Xi mengatakan bahwa China secara tegas mendukung Kim untuk mencari penyelesaian politik atas isu Semenanjung Korea serta pembentukan lingkungan yang pas bagi perkembangan diri negara itu dengan "jalur strategis baru", menurut KCNA.

Sumber: Reuters

Baca juga: Xi Jinping tiba di Korut
​​​​​​​

Baca juga: China dukung Korut selesaikan masalah di Semenanjung Korea
​​​​​​​

 

Penerjemah: Suwanti
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019