Batam (ANTARA) - Film Ramlie Oii Ramlie yang digarap seniman dan pegiat komunitas film di Kota Batam, Zettamind Studios mengajak penonton untuk nostalgia dengan bintang film kenamaan P Ramlie.

"Orang yang rindu dengan P Ramlie, film ini bisa mengobati kerinduan dengan sosok P Ramlie," kata Sutradara Ramlie Oii Ramlie Pajri di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.

Film ini mengangkat budaya Melayu yang dikemas dalam perkembangan zaman modern Batam.

Sosok utama dalam film, bukanlah P Ramlie yang tenar di era 50-an. Tapi anak kecil yang memiliki kelakuan layaknya sosok P Ramlie yang tersohor dalam film-film.

"Jadi, orang tuanya penggemar P Ramlie, anaknya dinamakan Ramlie dengan harapan anaknya besar bisa membanggakan," kata dia bercerita.

Polah Ramlie selanjutnya dikemas dalam alur film yang lucu, penuh dengan komedi.

Namun, tontonan itu tidak sekedar menyuguhkan humor segar, namun juga penuh dengan nilai-nilai budaya Melayu yang kental, yang mengajarkan kebaikan.

"Tidak bermaksud menggurui, menurut kami perkembangan budaya Melayu di kalangan anak muda sudah mulai dilupakan. Makanya kami ingin mengingatkannya lagi," kata dia.

Film itu juga diisi dengan banyak lagu, tari dan pantun khas Melayu.

Lebih dari itu, tontonan juga menyuguhkan sejarah asal nama teh obeng yang ternama di Batam. "Banyak anak Batam tidak tahu asal mula teh obeng, di sini (di film) ada," kata dia.

Yang pasti, katanya melanjutkan, film itu mengajak penonton menertawakan diri sendiri. "Mungkin kita pernah jadi Ramlie, saya yakin dalam kehidupan nyata ada yang seperti itu," kata dia.

Film Ramlie Oii Ramlie akan diputar di Blitz Batam mulai 30 Juni, dan kemudian akan ditayangkan bergiliran ke Kota Tanjungpinang.

Setelah dari Kepri, ia berharap film dapat dinikmati di penjuru nusantara, karena mengandung banyak nilai-nilai kebaikan.

"Target kami 50.000 orang penonton," kata dia.*


Baca juga: Lampu colok warisan budaya melayu, kata Bupati Bengkalis

Baca juga: Kesamaan budaya Melayu, mukena Malaysia ekspansi hingga ke Pekanbaru

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019