- Laporan ini mengungkap tren alokasi aset dan investasi hampir mencapai 5 triliun dolar AS[1] dalam bentuk dana kelolaan (AUM) dari skema pemerintah, korporat, dan pensiun wajib di Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, dan Asia.
- Sistem pensiun korporat di Indonesia cenderung menganut pandangan konservatif terhadap pendapatan tetap dan aset uang/jangka pendek
- Investor lainnya di Indonesia termasuk lembaga dan investor ritel sama-sama memangkas alokasi ekuitas dan meningkatkan pendapatan tetap dan uang
- Di seluruh dunia, eksposur terhadap ekuitas terus meningkat sejak 2017 - alokasi ekuitas naik sekitar delapan persen, dari 32 persen menjadi 40 persen, dengan mengorbankan penghasilan tetap
- Liberalisasi pasar memungkinkan portofolio yang lebih beragam melalui eksposur yang lebih tinggi terhadap aset asing dengan mengorbankan aset domestik


JAKARTA, Indonesia--(Antara/BUSINESS WIRE)-- Mercer, konsultan kesehatan, kekayaan, dan karir terkemuka dunia, dan anak usaha Marsh & McLennan Companies (NYSE: MMC), meluncurkan laporan perdananya yang bertajuk Growth Markets Asset Allocation Trends: Evolving Landscape, laporan yang menyediakan wawasan terkait tren alokasi aset dan investasi yang berdampak terhadap aset dana pensiun hampir sebesar lima triliun dolar dalam bentuk AUM di Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, dan Asia.

Laporan ini mencatat, variasi signifikan pada alokasi aset yang luas di beberapa negara, yang didorong oleh faktor regulasi serta kondisi pasar, seperti tingkat bunga lokal yang tinggi yang mendukung investasi pada pendapatan tetap dan dana.

Dari seluruh AUM yang dianalisa, 56 persen aset berasal dari dana pensiun korporat dan pemerintah di Asia. Aset dari Jepang sangat signifikan dengan sistem pensiun pemerintah yang didanai di Jepang sehingga menjadi yang terbesar di dunia dengan aset mencapai 1,5 triliun dolar.

Di seluruh dunia, alokasi rata-rata sebesar 46 persen, 40 persen pendapatan tetap, 40 persen ekuitas, empat persen alternatif, dan 10 persen uang/dll. Hal ini merepresentasi peningkatan ekuitas dan penurunan pada pendapatan tetap selama periode pengukuran, masing-masing dari 32 persen dan 57 persen. Home bias yang signifikan tidak berubah, tapi Mercer memprediksi tren liberalisasi pasar akan terus berlanjut seiring perubahan regulasi mendukung investasi global yang lebih luas.

Selain peningkatan eksposur ekuitas secara keseluruhan, Mercer juga mencatat adanya peningkatan pada aset asing yang relatif terhadap aset domestik. Sebagai bagian dari portofolio ekuitas keseluruhan, eksposur asing rata-rata naik dari 45 persen menjadi 49 persen, dengan pergerakan signifikan di pendapatan tetap, dimana eksposur asing naik dari 16 persen jadi 23 persen. Peralihan ini ditemukan di Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan Taiwan dimana para investor mencari diversifikasi geografis yang lebih besar.

Wealth Leader for Growth Markets Mercer Fiona Dunsire, mengatakan, "Investor di Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, dan Asia tengah menghadapi sejumlah tantangan: mereka menginginkan hasil investasi yang lebih baik, tapi tidak sedikit yang harus menghadapi hambatan berupa regulasi pada jumlah aset yang dapat mereka investasikan di luar negara asal mereka, sambil mereka tetap harus menghadapi peralihan politik, ekonomi dan geografi.

Dia melanjutkan, "Seiring investor terus mendiversifikasikan portofolio mereka di seluruh dunia, mereka perlu mengkaji cara mengakses peluang investasi yang terbaik, dan dengan biaya yang tepat."

Wealth Leader Mercer di Asia Janet Li mengungkapkan bahwa banyak negara di Asia yang ingin mentransformasikan sistem pensiun mereka.

"Seperti negara-negara berkembang pada umumnya, Asia tengah mengevaluasi sistem pensiun mereka dengan mengubah atau memperbaiki sistem pensiun mereka, dan peralihan terhadap iuran tetap, jauh dari program imbalan pasti," katanya.

"Dengan lebih dari separuh masyarakat kelas menengah tinggal di Asia dan adanya evolusi sistem pensiun, maka solusi investasi yang efektif memainkan peran penting dalam mewujudkan kebutuhan masyarakat berusia lanjut di Asia," tambahnya.

Perincian Berdasarkan Regional

Asia


Di Asia, kami mengobservasi berbagai alokasi dari satu negara ke negara lainnya. Di Thailand dan Indonesia, pendapatan tetap dan saldo kas yang tinggi menjadi hal yang umum (alokasi pendapatan tetap di Thailand sebesar 73 persen, sementara total saldo kas di Indonesia mencapai 45 persen). Sebaliknya, alokasi ekuitas Hong Kong yang mencapai 66 persen sempat menjadi yang tertinggi di Asia, mayoritas didorong oleh program Tabungan Hari Tua hingga gaya hidup dan dana ekuitas mandiri. Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan Taiwan berada pada pertengahan, masing-masing berada di kisaran ekuitas 38-44 persen. Korea Selatan (11 persen) dan Taiwan (sembilan persen) memiliki eksposur terbesar terhadap alternatif.

Jepang (+13 persen) dan Korea Selatan (+delapan persen) mengalami kenaikan pada portofolio ekuitas selama periode tersebut seiring kedua negara tersebut terus mengejar peluang untuk meningkatkan balik modal. Terdapat peralihan penting dari aset domestik ke aset asing, khususnya di Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan Taiwan, seiring para investor mencari diversifikasi geografis.

Catatan untuk Editor

Survey ini mencerminkan tanggal pelaporan yang berbeda berdasarkan sumber, meskipun semua “sumber” saat ini berasal dari tahun 2017-2018 di seluruh Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika dan Asia. 14 yurisdiksi terwakili dalam data laporan tersebut (Argentina, Brasil, Chili, Kolombia, Meksiko, Peru, Afrika Selatan, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan dan Thailand). Perbandingan data sebelumnya umumnya lima tahun sebelum tanggal sumber “saat ini,” namun sekali lagi bervariasi berdasarkan ketersediaan data.

Data teragregasi dikompilasi berdasarkan aset tertimbang; oleh karena itu, investor dengan basis aset besar mengubah hasil data lebih banyak daripada investor kecil. Informasi yang terdapat di sini telah diperoleh dari berbagai sumber pihak ketiga. Meskipun informasi tersebut diyakini bisa diandalkan, Mercer belum berupaya memverifikasikannya secara independen.

Tentang Mercer

Mercer menyediakan jasa konsultasi dan solusi berbasis teknologi yang membantu korporasi memenuhi kebutuhan kesehatan, kekayaan, dan karir dalam rangka mengubah tren tenaga kerja. Lebih dari 23.000 karyawan Mercer tersebar di 44 negara dan perusahaan ini beroperasi di lebih dari 130 negara. Mercer adalah anak usaha Marsh & McLennan Companies (NYSE: MMC), perusahaan layanan profesional di sektor risiko, strategi, dan SDM. Didukung 75.000 mitra dan pendapatan tahunan mencapai lebih dari 17 miliar dolar AS, melalui anak-anak perusahaan terdepan di pasar, seperti Marsh, Guy Carpenter, dan Oliver Wyman, Marsh & McLennan membantu klien menavigasikan lingkungan kerja yang kian dinamis dan kompleks. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.mercer.com. Ikuti Mercer di Twitter @Mercer.

1 Data terkini tersedia untuk setiap negara; Untuk informasi rinci, silakan baca laporan lengkapnya.

Baca versi aslinya di businesswire.com: https://www.businesswire.com/news/home/20190611006072/en/

Kontak
Yumeko Leung

+61 447 042 101
yumeko.leung@mercer.com

Sumber: Mercer

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019