Tradisi gunungan gebral ini diharapkan tidak berhenti pada saat perayaan Lebaran saja melainkan bisa dipasarkan ke kafe yang dikemas secara modern.
Pekalongan (ANTARA) - Ratusan warga Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, berebut "Gunungan Gebral Syawalan" dengan ukuran tinggi 1,5 meter yang dilaksanakan di Kelurahan Pekajagan, Kecamatan Kedungwuni, Minggu (9/6) siang.

Bupati Pekalongan Asip Kholbihi di Pekalongan, Minggu, mengatakan bahwa kegiatan "Gunungan Gebral" merupakan tradisi warga setempat yang dilakukan setiap perayaan Lebaran.

"Kegiatan Gunungan Gebral dilakukan setelah hari raya Idul Fitri. Pada Lebaran 2019, tradisi itu sudah yang ke-21," katanya.

Kendati demikian, kata dia, tradisi gunungan gebral ini diharapkan tidak berhenti pada saat perayaan Lebaran saja melainkan bisa dipasarkan ke kafe yang dikemas secara modern.

"Kami menyarankan pembuatan gebral tidak dilakukan saat Syawalan dan dibuat oleh orang tua saja namun anak muda juga perlu belajar agar mereka bisa menjadi entrepreneur, seperti nenek moyang masyarakat setempat," katanya.

Menurut dia, pembuatan makanan gebral itu bisa mendatangkan nilai ekonomis sehingga masyarakat bisa menyalurkan keterampilan dan keahliannya membuat makanan tradisional tersebut.

"Jangan dilihat dari besar kecilnya pendapatan karena jika dikelola dengan baik juga bisa memberikan sumber penghasilan pokok atau tambahan, khususnya bagi anak-anak muda yang mau berjuang melestarikan makanan tradisional," katanya.

Ketua Panitia Gunungan Gebral Syawalan Muhammad Yuniar Sibaweh mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan acara tersebut sejak H-7 Lebaran.

Pada Lebaran tahun ini, kata dia, "Gunungan Gebral" dibuat dengan tinggi 1,5 meter dan berat sekitar 2,5 kuintal.

"Pembuatan Gunungan Gebral merupakan tradisi yang sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat Pekajangan. Pada tahun ini, tradisi Gebral Gunungan ini merupakan kegiatan yang ke-21," katanya.


 

Pewarta: Kutnadi
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019