Makassar (ANTARA) - Direktrur/Kepala Grup Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah dan Layanan Administrasi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan (BI Kpw Sulsel) Amanlison Sembiring mengatakan, penukaran uang pecahan kecil mencapai Rp1,8 triliun dalam sehari pada Senin.

"Kemarin hasil dari bank mitra yang menukarkan uang pecahan kecil mencapai Rp1,8 triliun dalam sehari saja, ini setelah sebagian besar warga sudah cair Tunjangan Hari Raya-nya," kata Amanlison disela silaturrahim BI Kpw Sulsel dengan pers di Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, antusiasme warga Kota Makassar dan sekitarnya menukarkan uang pecahan kecil menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah itu, kondisinya sangat jauh berbeda ketika pekan pertama membuka penukaran uang pecahan kecil di 85 titik di Sulsel.

Hal itu diprediksi karena, sebagaian besar khususnya pegawai pemerintah sudah mendapatkan THR dari kantor masing-masing. Menyikapi kondisi itu, pihak BI Kpw Sulsel menambah rentang waktu layanan penukaran uang pecahan kecil.

"Kalau sebelumnya ditetapkan layanannya 13 - 29 Mei 2019, maka waktunya ditambah hingga 31 Mei 2019, khusus untuk layanan di kawasan lapangan Karebosi, Makassar," kata Amanlison.

Mengenai penukaran uang pecahan kecil di 26 kabupaten/kota di Sulsel pada bulan suci Ramadhan ini, terdapat 85 jumlah titik layanan atau lebih banyak dibanding periode yang sama 2018 yang hanya 54 titik layanan.

Begitu pula dari segi jumlah uang pecahan kecil mulai dari pecahan Rp1 ribu hingga Rp20 ribu, khusus menyambut lebaran tahun ini mencapai Rp5,7 triliun, sementara 2018 tercatat realisasi penukaran uang pecahan kecil hanya Rp4,1 triliun.

Sementara itu, pada paparan tentang peran BI dalam mengembangkan UMKM dan upaya pengendalian inflasi, Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi BI Kpw Sulsel Johnson Pasaribu peran BI dalam membantu pemerintah menekan inflasi dengan membuat klaster (cluster) atau percontohan baik di sektor pertanian, peternakan dan pariwisata di lapangan.

"Komoditi pertanian, peternakan maupun sektor pariwisata ini kerap menjadi pemicu inflasi, sehingga BI turun ke hulu untuk membantu produsen dalam memicu kuantitas dan kualitas produksi," katanya.

Baca juga: BI siapkan penukaran uang pecahan kecil Rp5,7 triliun di Sulsel

Baca juga: Organda Sulsel tetapkan tuslah 15 persen


Hal itu dibenarkan Manajer Fungsi pada Divisi Pengembangan Ekonomi BI Kpw Sulsel Rachmat Ryanto seraya memberikan contoh, di Kabupaten Pinrang dikembangkan budidaya ikan bandeng/bolu dengan sistem semi intensif, sedangkan di Kabupaten Bone budidaya ikan bandeng dikembangkan dengan teknologi intensif.

Dampak dari pembinaan dan dampingan dari BI Sulsel itu, lanjut dia, semula produksi ikan bandeng yang diperoleh petambak hanya sekitar satu ton per hektare, namun saat ini sudah meningkat menjadi tiga ton per ha, sehingga kesejahteraan petambak juga meningkat.
Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi BI Kpw Sulsel Johnson Pasaribu disela silaturrahim BI Kpw Sulsel dengan pers dan buka puasa bersama di Makassar, Selasa (28/05/2019). ANTARA Foto/ Suriani Mappong

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019