Oslo (ANTARA) - Para pengunjuk rasa dari kelompok pegiat lingkungan Extinction Rebellion menghadang jalan masuk ke bank sentral Norwegia pada Jumat dengan tuntutan penghentian penanaman modal pada perusahaan-perusahaan yang memakai batubara oleh dana investasi Sovereign Wealth Fund senilai 1 triliun dolar, terbesar di dunia.

Sekitar 10 pengunjuk rasa menghadang pintu utama Norges Bank dan manajemen aset bank NBIM, dengan membawa poster dan mencoretkan slogan-slogan dengan cat semprot di jendela

Tiga orang di antara mereka mengelem tangan-tangannya ke dinding dan pintu kaca di dalam bank, kata seorang wartawan Reuters yang melaporkan dari tempat kejadian.

Dengan mencari perhatian terhadap "langkah-langkah yang tidak efektif dalam memerangi perubahan iklim," para pengunjuk rasa juga merencanakan aksi yang lebih luas untuk melawan pemerintah dan menghentikan produksi minyak dan gas Norwegia, kata kelompok tersebut.

Sovereign Wealth Fund sebelumnya dikenal dengan nama Dana Pensiun Global Pemerintah, yaitu kumpulan dana dari cadangan devisa pemerintah untuk investasi  yang dikumpulkan dari pendapatan selama bertahun-tahun melalui industri minyak dan ditanamkan untuk saham asing dan perumahan.

Dana tersebut memiliki saham pada 9.000 perusahaan lebih, dengan sejumlah pembatasan antara lain termasuk larangan untuk perusahaan yang memproduksi bom nuklir atau rokok dan  perusahaan yang lebih dari 30 persen pendapatan atau kegiatannya melibatkan batu bara.

"Extinction Rebellion Norwegia menghendaki agar dana tersebut dicabut dari seluruh perusahaan batubara yang oleh Norwegia dipandang bertanggungjawab atas bencana di negara-negara pulau yang rapuh melalui pemanasan global yang bersumber dari ulah manusia."

Juru bicara bank sentral menolak berkomentar.

Norwegia adalah negara Eropa Barat utama  penghasil minyak mentah dan gas alam, yang dimotori oleh perusahaan pemerintah Equinor.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019