Dalam ajang yang digelar di New York, Washington DC, Toronto, Houston dan Los Angeles tersebut, setiap siswa membawakan budaya dari negaranya masing-masing.
"Ajang itu merupakan satu rangkaian festival bahasa dan budaya yang telah diselenggarakan selama 17 tahun di berbagai negara dan diikuti oleh 160 negara dengan lebih dari 2.000 pelajar sebagai peserta," ujar Humas Yayasan Edukasi Universal Indonesia yang menaungi Sekolah Kesatuan Bangsa, Azka Dermawan di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan misi IFLC adalah menjadi sumber daya dalam menjaga nilai-nilai keragaman. Salah satu tujuan IFLC diselenggarakan juga untuk mendukung dan menggaungkan nilai persahabatan dan dialog di antara para pelajar dari berbagai latar belakang budaya.
IFLC bertujuan untuk mempromosikan, memberikan pembelajaran dan melakukan pertukaran ide untuk mendukung nilai-nilai toleransi, perdamaian dunia, jalinan persahabatan, dan sikap saling memahami.
"Cinta berhasil ke Amerika Serikat, setelah melewati sejumlah seleksi. Untuk ajang itu tidak ada juara, karena semuanya mendapatkan medali."
Para peserta IFLC diajak untuk terlibat berinteraksi dengan para pengunjung, membangun ikatan persahabatan yang kuat, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia.
Melalui IFLC generasi muda dari berbagai negara bisa saling mengenal satu sama lain serta menghilangkan stereotip dan ketakutan.
"Kami terus mendorong siswa-siswa kami untuk berprestasi tidak hanya akademik saja, tetapi juga bidang seni dan budaya," terang dia.***3***
Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019