Kupang (ANTARA) - Bendungan Rotiklot di desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, mampu mengairi 139 hektare lahan persawahan di sekitarnya.

Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai NT II Fery Moun Hepy kepada Antara saat ditemui di lokasi bendungan Rotiklot, Minggu, mengatakan selain 139 hektare sawah, bendungan itu juga mampu mengairi tanaman palawija yang luasnya mencapai 500 hektare.

“Bendungan yang sudah jadi ini juga mampu mengairi lokasi tanaman palawija saat musim tanam palawija,” katanya.

Tak hanya itu bendungan yang sudah selesai dibangun itu juga dapat dinikmati oleh ratusan warga di tiga desa di Kecamatan Kakuluk Mesak, yakni desa Ainiba, Fatuketi dan desa Motadik. Lokasi bendungan Rotiklot sendiri jaraknya kurang lebih mencapai delapan kilometer dari Kota Atambua, Kabupaten Belu.

Fery menambahkan bendungan yang memiliki kapasitas tampung 3,3 juta meter kubik itu juga mampu mengalirkan 40 liter perdetik air baku ke kota Atambua, Kabupaten Belu.

Proses pembangunan bendungan itu terbilang cepat karena dari kontrak dengan PT Nindya Karya seharusnya masa pengerjaan selama empat tahun.

“Pembangunan bendungan ini terbilang cepat karena selesai hanya dalam waktu 3,5 tahun dari kontrak masa pengerjaan 4 tahun,” kata dia.

Sesuai jadwal Presiden Joko Widodo pada Senin (20/5) akan meresmikan bendungan Rotiklot tersebut.

Rotiklot merupakan salah satu bendungan dari tujuh bendungan yang menjadi program dari pemerintahan Joko Widodo di Nusa Tenggara Timur.

Sebelumnya pada Januari 2018 lalu orang nomor satu di Indonesia itu juga sudah meresmikan satu bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang.*


Baca juga: PUPR: Bendungan Rotiklot atasi persoalan air Atambua

Baca juga: Faedah Bendungan Rotiklot mengalir pula ke eks pengungsi Timor-Timur



 

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019