Gorontalo (ANTARA News) - Desa Lombongo, Kecamatan Suawawa, yang juga termasuk kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW), Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, porak poranda akibat terjangan banjir bandang. Jalan menuju desa tersebut terputus akibat arus air yang cukup deras serta tertimbun kayu-kayu besar yang terbawa banjir. Berdasarkan data dari kecamatan setempat, terdapat 22 rumah yang rusak parah, 73 rusak ringan sementara yang rusak total atau hanyut terbawa arus ada 11 rumah. Sementara itu, sekitar 677 jiwa yang tinggal di desa tersebut, terpaksa harus mengungsi ke gedung sekolah yang kondisinya masih utuh untuk bertahan hidup. Sebelumnya, mereka terisolir karena jalan satu-satunya sebagai penghubung dengan desa lainnya putus karena tertimbun longsoran dan kayu yang terbawa arus sungai. Di desa itu juga terdapat obyek wisata alam Lombongo yang kondisinya cukup parah, dimana seluruh fasilitas hanyut dan rusak akibat terjangan banjir. Desa Lombongo merupakan lokasi terparah dari seluruh wilayah yang diterjang banjir, karena berada di bagian paling hulu sehingga lebih dulu diporak porandakan oleh `tamu tak diundang` itu. Gubernur Gorontalo, Fadel Muhammad, yang meninjau langsung dan menyalurkan bantuan di lokasi tersebut, Sabtu sore, mengatakan bahwa kayu-kayu yang terbawa arus sungai bukan merupakan hasil pembalakan liar. "Kayu-kayu itu berasal dari hutan tua, sehingga kondisinya sudah lapuk dan gampang terbawa banjir," ujarnya. Ia juga menambahkan, kawasan hulu selalu mengirimkan banjir ke Kota Gorontalo saat musim hujan, sehingga pihaknya akan segera membangun kanal untuk memecah air dari Sungai Tamalate ke sungai Bone menuju laut, serta kanal dari Sungai Bulango ke Danau Limboto. Proyek itu diperkirakan akan selesai dalam enam bulan, dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango yang nantinya akan diganti oleh pemerintah pusat. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007