Jambi (ANTARA) - Memasuki musim kemarau, masyarakat di imbau untuk mewaspadai empat jenis penyakit yakni malaria, diare, heat stroke dan dehidrasi.

"Empat jenis penyakit itulah yang biasa menyerang di musim kemarau," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari Jambi, dokter Elfi Yennie di Jambi, Rabu.

Saat musim kemarau disertai dengan cuaca yang panas, biasanya daya tahan tubuh cenderung menurun. Hal itu merupakan pintu masuk virus-virus pembawa penyakit menyerang tubuh manusia.

Selain itu, udara kering, sumber air berkurang, banyak lalat dan debu juga membuat orang mudah terserang penyakit.

"Penyakit Malaria disebabkan karena parasit yang ditularkan dari nyamuk Anopheles, di mana populasi nyamuk tersebut dapat berkembang di daerah kering seperti saat ini," kata dokter Elfie Yennie.

Selain itu, Kabupaten Batanghari juga merupakan daerah endemis malaria, sehingga warga di daerah itu masih sangat rentan terserang penyakit malaria.

Untuk penyakit diare, biasanya diakibatkan oleh kekurangan sumber air bersih seperti sumur yang mengering.

Sehingga sejumlah masyarakat terpaksa menggunakan air sungai batanghari untuk keperluan sehari-hari yang tak layak digunakan. Karena kandungan bakteri e coli padi air sungai batanghari tersebut cukup tinggi.

Selanjutnya penyakit heat stroke, penyakit ini disebabkan oleh paparan yang berkepanjangan terhadap suhu tinggi dan atau melakukan aktifitas berat dalam cuaca panas.

Sedangkan penyakit dehidrasi biasanya disebabkan oleh asupan cairan yang kurang, faktor lainnya meliputi iklim, aktivitas fisik yang berlebihan. Selain itu juga dapat disebabkan penyakit yang mengakibatkan kehilangan cairan seperti diare, muntah dan diabetes.

"Untuk penyakit dehidrasi, jika alami dehidrasi berat dapat menyebabkan kematian, karena jenis penyakit dehidrasi ini ada yang ringan, sedang dan berat," kata dokter Elfi Yennie.

Kepada masyarakat dihimbau untuk mengurangi aktivitas fisik yang berlebihan di luar rungan saat musim kemarau.
 

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019