Washington (ANTARA) - Kasus kematian terkait kehamilan di Amerika Serikat meningkat, terutama di kalangan perempuan kulit hitam, menurut studi baru Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) AS.

Periode 2011 hingga 2015, lebih dari 3.400 perempuan di AS meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan. Itu berati ada sekitar 17,2 dari perempuan yang meninggal dari setiap 1.000.000 yang melahirkan. Padahal, jumlah tersebut hanya 12 per 100.000 kelahiran pada seperempat abad yang lalu, menurut hasil studi.

Di kalangan perempuan kulit putih, 13 ibu meninggal pada setiap 100.000 kelahiran. Jumlah kasus tersebut  di kalangan perempuan kulit hitam  lebih besar tiga kali lipat, yakni lebih dari 42 ibu meninggal.

Dari kasus kematian itu, 33 persen terjadi antara sepekan hingga setahun setelah sang ibu melahirkan. Penyebab utamanya adalah kondisi kardiovaskular, infeksi dan perdarahan, menurut studi.

Laporan CDC menyebutkan sekitar 60 persen dari kasus kematian tersebut sebenarnya dapat dicegah. Pencegahan itu memerlukan tindakan dari pemerintah negara bagian dan wilayah tempat para ibu tinggal, juga dari para penyedia layanan kesehatan, fasilitas dan sistem untuk melayani mereka. 

"Kesimpulannya adalah terlalu banyak perempuan yang meninggal terkait dengan kehamilan mereka, yang sebagian besar dapat dicegah," kata Anne Schuchat, wakil direktur utama CDC saat konferensi pers, Selasa (7/5). "Kita punya sarana untuk mengidentifikasi dan menutup kesenjangan dalam perawatan yang mereka terima."

Peningkatan angka kematian ibu di Amerika Serikat tidak seperti di negara-negara lainnya. Secara umum, jumlah kematian ibu turun sekitar 44 persen antara 1990 hingga 2015, demikian data Organisasi Kesehatan Dunia.

Sumber: Xinhua-OANA

Baca juga: Minim pengetahuan sebab angka kematian ibu tinggi
Baca juga: IPAS Indonesia: belum ada layanan asuhan pascakeguguran di Indonesia

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019