Denpasar (ANTARA) - Fasilitas Produksi Rapid Test Kimia Farma Bali memproduksi lima jenis alat diagnostik rapid test atau alat yang bisa mengetahui hasil konfirmasi dari satu kondisi secara cepat yang telah dipasarkan secara nasional.

Kepala Pabrik PT. Kimia Farma Bali Wiji Julian di Denpasar, Selasa malam, mengatakan rapid test digunakan untuk pemeriksaan atau screening medis awal dengan menggunakan peralatan yang sederhana serta memberikan hasil dalam waktu yang cepat.

Fasilitas atau pabrik seluas 375 meter persegi itu telah memproduksi alat diagnostik rapid test yang juga mendapatkan izin edar berupa tes kehamilan (hCG test), tes hepatitis (HBsAg test), tes sifilis, tes malaria, dan tes dengue (IgG/IgM test).

Sementara itu, test kit yang saat ini masih dalam pengembangan adalah tes HIV 1 dan 2, drug test yang bisa mengetahui penggunaan jenis tujuh obat-obatan morphine, cocaine, marijuana, amphetamine, methamphetamine, ecstasy, dan benzodiazepine.

Wiji mengatakan yang paling terkenal dari alat diagnostik rapid test adalah tes kehamilan, sampelnya bisa urine, darah, atau plasma.

“Izin edar baru lima macam alat diagnostik rapid test. Produk yang akan dipasarkan harus melalui quality control sehingga ada produk yang statusnya karantina dan status released yang bisa dipasarkan,” katanya.

Ia mengaku untuk ekspor masih dalam penjajakan. Fasilitas produksi ini mulai beroperasi pada awal tahun 2018 diresmikan oleh Menteri Kesehatan pada 24 Januari 2018.

Saat ini, Kimia Farma juga sedang melakukan pengembangan bahan baku test kit untuk antibodi monoklonal lokal bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk Dengue NS1 dan Universitas Andalas untuk antibodi monoklonal lainnya beserta reagensia.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019