Jakarta (ANTARA News) - Bursa saham di negara-negara kawasan Asia ditutup melemah pada perdagangan Rabu, yang didahului pada perdagangan awal pagi sempat menguat kemudian terjadi ambil untung, seperti yang terjadi Jepang, Korea dan Indonesia, akibat muncul kembali kekhawatiran dampak kredit subprime mortgage mengenai perbankan Amerika Serikat (AS). Pada perkembangan terakhir, New York Times melaporkan, Merrill Lynch menambahkan 2,5 miliar dolar AS menjadi 5 miliar dolar AS nilai kerugian yang terkait kredit subprime saat mengeluarkan laporan keuangan kuartal ketiga hari ini. Berita itu memperingatkan bahwa problem kredit subprime belum hilang, sehingga mengakibatkan kekhawatiran. Joseph Youssef, penasihat privat di Macquarie Private Wealth mengatakan, bursa saham berguguran akibat ramainya pembicaraan tentang kerugian Merril Lynch di kredit subprime yang ternyata lebih besar dari yang diperkirakan. Indeks Nikkei-225 turun 0,6 persen menjadi 16.358,39 dan indeks Topix turun 0,4 persen menjadi 1.563,86. Demikian pula saham di bursa Australia yakni ASX/S&P-200 melemah 0,4 persen menjadi 6.652,1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ)juga ditutup anjlok 1,13 persen karena belum stabilnya kondisi pasar global menyusul tingginya harga minyak dunia dan kekhawatiran dampak kredit subprime mortgage. IHSG ditutup turun 28,818 poin ke posisi 2.524,981 dan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan melemah 7,341 poin (1,33 persen) ke level 545,118. Di Korea, indeks Kospi ditutup turun 0,8 persen menjadi 1.933,36. Indeks Korea ini sempat balik ke level 2.000 pada awal perdagangan. Indeks Strait Times Singapura ditutup jatuh 1,3 persen menjadi 3.649,12. Namun untuk China terjadi penguatan, di mana indeks gabungan saham China ditutup naik 1,2 persen menjadi 5.843,11, karena adanya optimisme laba yang bakal didapat sektor perbankan dan membaiknya kurs mata uang yuan. Di Kuala Lumpur Malaysia, indeks gabungan bursa Kuala Lumpur juga masih di area hitam dengan mampu naik 0,2 persen menjadi 1.359,83 karena adanya pembicaraan kemungkinan kontrol devisa atas mata uang ringgit akan diubah. Untuk pembukaan di bursa Eropa untuk sementara mengalami penurunan. Sementara itu harga minyak mentah turun kembali karena meredanya ketegangan antara Turki dan pejuang Kurdi di Irak Utara. Harga untuk pengiriman minyak "light sweet" untuk kontrak berjangka hingga Desember turun 37 sen menjadi 84,90 dolar AS per barel di pasar Asia, lebih rendah 5 dolar AS dari rekornya 90,07 dolar AS pada Jumat pekan lalu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007