Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan mengirimkan satuan tugas (satgas) untuk mempelajari banjir bandang yang melanda Sentani, Jayapura, Papua.

"Satgasnya sudah dibentuk dengan keputusan Menteri LHK, nanti malam akan berangkat tim dari sini ke lokasi," kata Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) IB Putera Parthama dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Kemudian, KLHK juga akan membentuk posko informasi untuk memperbarui informasi terkait banjir bandang Sentani.

Satgas itu dipimpin oleh Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai KLHK M Saparis Sudaryanto.

Saparis menuturkan satgas akan bekerja untuk mengumpulkan segala fakta dan data yang dapat digunakan untuk pendalaman bencana banjir bandang dan penanganan ke depan.

"Saya akan mengumpulkan fakta seakurat mungkin," ujar Saparis.

Pihaknya juga akan melakukan semacam rekonstruksi proses longsor untuk mendapatkan gambaran utuh dan lebih komprehensif termasuk terkait faktor penyebab longsor sehingga dapat menjawab seluruh anggapan yang bermunculan saat ini.

"Kita akan rekonstruksi prosesnya sampai ke hulunya, memahami penyebab longsornya sehingga gambaran kita lebih utuh," tuturnya.

Banjir bandang terjadi di Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua pada Sabtu (16/3).

Diberitakan sebanyak 74 korban banjir bandang Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua dilaporkan hilang dan hingga kini belum ditemukan.

"Sesuai laporan yang kita terima di posko-posko yang ada, jumlah korban hilang yang belum ditemukan sekitar 74 korban," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi Ahmad Musthofa Kamal mengatakan di Jayapura, Senin malam.

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019