Sleman (ANTARA) - Ribuan penganut Hindu, yang mayoritas mengenakan baju putih, mengikuti prosesi Tawur Agung Kesanga Tahun 1941 Saka di pelataran selatan Kompleks Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu.

Mereka bukan hanya datang dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, namun juga dari Bali dan beberapa kota lain di Indonesia.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo direncanakan menghadiri upacara Tawur Agung Kesanga di Prambanan, namun kemudian Menteri Agama Luqman Hakim Saifuddin ditugasi hadir mewakilinya.

Tawur Kesanga dilakukan sehari sebelum Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941.

Para pemeluk Hindu bersama para resi dan wasi mengawali Tawur Kesanga dengan prosesi Pradaksina, mengitari Candi Brahma, Wisnu dan Syiwa di kompleks Candi Prambanan.

Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya mengatakan Tawur Agung Kesanga ditujukan untuk membangun harmoni dengan unsur unsur alam, yaitu air, udara, tanah, api, dan angkasa.

"Dalam kondisi disharmoni, kelima unsur tersebut dapat menimbulkan bencana bagi semua makhluk, sehingga unsur tersebut diharmoniskan demi tercapainya kebahagian alam semesta dan semua makhluk," katanya.

Ia menjelaskan perayaan Nyepi tahun ini  mengangkat tema "Melalui Catur Berata Penyepian Kita Sukseskan Pemilu 2019", dengan harapan pada masa pesta demokrasi ini, para pemimpin bisa menjadi lokomotif penarik gerbong di atas rel konstitusi, aturan, sehingga rakyat selamat untuk mencapai tujuan nasional.

"Kami mengajak semuanya, terutama generasi milenial sekarang agar kita semua memiliki cita-cita, namun cita-cita perorangan, organisasi tidak lepas dari cita-cita berbangsa dan negara," katanya.

Ia mengatakan, cita-cita negara Republik Indonesia adalah merdeka, bersatu adil dan makmur.

"Sedangkan tujuan kita bernegara adalah melindungi tumpah darah, mencerdaskan kehidupan bangsa kemudian memajukan kesejahteraan dan menjaga ketertiban," katanya.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutannya juga mengajak umat Hindu turut serta mewujudkan Pemilu 2019 yang aman dan damai.

"Terima kasih karena umat Hindu melalui refleksi mendalam, sangat peka dengan situasi dan kondisi bangsa yang mengalami banyak ujian di tahun politik. Kepekaan itu digaungkan secara masif dalam perayaan Hari Suci Nyepi bertema sentral Melalui Catur Berata Penyepian Kita Sukseskan Pemilu 2019," katanya.

Menurut dia, Tawur Agung Kesanga menjelang Hari Suci Nyepi merupakan momentum untuk introspeksi dan mawas diri.

"Dalam momentum menghadapi pesta demokrasi 17 April nanti, harapannya, meski kita memiliki perbedaan pilihan karena opsi-opsi yang ada, baik capres, cawapres, calon anggota legislatif, tapi kita harus diikat kesamaan pandangan bahwa hakikatnya kita ini satu keluarga besar satu bangsa," katanya.

Upacara Tawur Agung Kesanga akan dilanjutkan dengan prosesi "pengerupukan", mengarak ogoh-ogoh di pura pada sore hari.

Ogoh-ogoh merupakan simbol dari hal-hal negatif, sehingga pada malam pengerupukan ogoh-ogoh harus dinetralisir agar tidak menganggu umat Hindu yang akan melakukan brata penyepian pada pagi harinya.

Kamis (7/3) merupakan pergantian tahun baru saka. Pada saat itu, umat Hindu akan melaksanakan brata penyepian.

Baca juga: Umat Hindu di Banyumas gelar Tawur Agung Kesanga
 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019