Magelang, Jawa Tengah (ANTARA News) - Puluhan warga lereng Gunung Andong di Dusun Kudusan, Desa Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang sempat mengungsi pada Minggu (24/2) akibat tanah bergerak, Senin ini telah kembali ke rumah masing-masing.

Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto di Magelang, Senin, mengatakan pada Minggu sekitar pukul 14.00 WIB telah berbunyi sirine sistem peringatan dini (early warning system/EWS) di Dusun Kudusan, Desa Tirto, Kecamatan Grabag.

"Berbunyi sirine EWS yang dipasang di kawasan lahan Perhutani di lerang Gunung Andong tersebut menandakan adanya ancaman bencana alam, maka warga Dusun Kudusan yang berada di bawahnya diminta mengungsi," jelasnya.

Ia menuturkan intensitas hujan di wilayah Grabag kemarin cukup lebat dan kontur tanah yang gembur dengan lokasi kemiringan tajam penyebab pergeseran tanah sehingga tanda bahaya sirine EWS berbunyi.

Ia menyebutkan sekitar 60 jiwa dari 20 keluarga kemarin dievakuasi ke sebuah masjid di Dusun Kudusan.

"Namun, pagi ini warga sudah pulang ke rumah masing-masing, karena kondisi cuaca cukup baik," katanya.

Ia mengemukakan saat ini tengah dilakukan penilaian terhadap kondisi lokasi tanah bergerak oleh tim dari Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah.

Selain itu, ujarnya dilakukan pembenahan terhadap  sistem peringatan dini itu agar berfungsi lagi jika ada tanah bergerak.

Ia mengimbau masyarakat di lereng Gunung Andong tersebut untuk mengikuti arahan dari tim desa.

"Segera mengungsi saja kalau EWS berbunyi, karena alat itu sebagai tanda. Mudah-mudahan tidak terjadi longsor," katanya.

Baca juga: BPBD Sleman periksa fungsi EWS kawasan rawan longsor

Baca juga: BPBD: titik rawan longsor Bantul dipasangi EWS

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019