Jakarta (ANTARA News) - Komisi Pemberantasan Korupsi mengevaluasi pengamanan personelnya setelah ada teror bom molotov di kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif pada Rabu (9/1).
 
"Kita sedang mengevaluasi, misalkan, nanti petugas KPK akan dilengkapi dengan senjata tertentu, nanti akan dibahas detail," kata Agus Rahardjo usai mengikuti rapat debat capres bersama KPU, panelis dan moderator debat di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis.
 
Evaluasi sistem pengamanan juga berlaku terhadap para penyidik, penyelidik dan penuntut. "Langkah-langkah perbaikan keamanan KPK baik di penyelidikan, penyidikan, penuntutan, harus ditingkatkan. Waktu kasus Saudara Novel langsung ada langkah-langkah pengamanan," katanya. 
 
Agus tak ingin berspekulasi apakah teror yang diterimanya berkaitan dengan sejumlah agenda politik tahun ini atau penanganan kasus korupsi. Karena itu, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Kepolisian dalam mengungkap kasus tersebut.
 
"Kami belum bisa menyimpulkan biar temen-teman di Polri yang mendalami. Kami akan membantu apa yang dibutuhkan nanti biar temen-teman Polri yang menentukan," tuturnya 
 
Selain itu, rangkaian teror pada KPK tidak menggentarkan KPK untuk melanjutkan berbagai kasus. "Jangan membuat kita takut, terus melangkah berjuang. Dukungan dari Anda masyarakat sangat dibutuhkan," jelasnya
 
Dia juga telah mendapat laporan dari polisi bahwa benda di dalam tas hitam yang ditemukan di rumahnya bukan bom melainkan serbuk putih yang telah dirakit menyerupai bom.
 
"Saya tadi malam dapat update terakhir, itu bahan bakunya bukan mesiu, cuma semen putih, bom palsu lah, hanya dibuat serupa bom ada pemicu tapi itu bukan bom karena gak bisa meledak," katanya. 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019