Danau Matano memiliki dua jenis suhu air. Pada kedalaman di atas 100 meter, suhunya berbeda, serta kadar oksigen airnya tipis. Itu menyebabkan tidak akan terasa dingin ketika berenang.
Banyak penikmat panorma terpesona dengan Nusantara, belum semua sudut telah terkuak dari persembunyiannya. Nampak, jarang terdengar, namun bukan berarti tidak rupawan pesona alamnya. 

Terkalah dan pandanglah ia dari ketinggian. Danau Matano bagai akuarium alami dan dengan takdir keindahan tak terperi. Bibir danau selalu tersapu gelombang, hingga membuat pasir yang terlihat jelas pada kedalaman 20 meter, bergoyang lembut. Cahaya dari sang surya, bahkan seolah menari membias ke dalam perairan dengan demikian elok. 

Matano merupakan danau purba atau danau tua yang terbentuk dari tektonik, alias pergeseran lempeng. Arsitektur alam yang memiliki formula tersendiri membentuk keseimbangannya dalam menyajikan keindahan.

Danau Matano yang bermakna mata air itu terletak di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Dengan kedalaman maksimal 590 meter, ini adalah telaga terdalam di Bumi Pertiwi. Berada pada posisi 382 meter di atas permukaan laut, hal itu berarti Danau Matano memiliki kedalaman 208 meter dari permukaan laut itu sendiri (cryptodepresion).

Menurut data dari Badan Konservasi Lingkungan Dunia (WWF) danau tersebut adalah juga yang terdalam di Asia Tenggara. Untuk tingkat dunia, ia menempati peringkat kedelapan terdalam di dunia.

Dengan kondisi seperti itu, untuk bisa memenuhi air hingga memiliki volume 98 kilometer kubik membutuhkan waktu sekitar 4 juta tahun.
Sejumlah penumpang manggunakan katinting (perahu motor) menyeberangi danau Matano untuk melanjutkan perjalanan mudik, di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (19/9). Jalur penyeberangan danau menggunakan katinting merupakan salah satu jalur trans Sulawesi penghubung antara Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/ama/09 (ANTARA/SAHRUL MANDA TIKUPADANG)


Berdiri di pinggirannya, sejauh mata memandang akan disuguhkan hijaunya cekungan bukit yang masih alami. Jika dibayangkan itu mirip dengan mangkuk yang mengelilingi pinggiran telaga.

Menurut Bayu Aji, salah satu anggota komunitas selam setempat, fauna endemik di danau Matano tergolong hewan purba. Salah satunya adalah ikan butini, yang habitatnya hidup di dasar danau. Ikan ini  berwarna cokelat dan besarnya bisa mencapai paha orang dewasa.

Bayu Aji yang sempat menjabat Senior Manager Communication PT Vale sempat menuturkan banyak masyarakat terkejut ketika melihat beningnya Danau Matano.

PT Vale yang merupakan perusahaan pertambangan nikel, berupaya membantu melestarikan dan menjaga kealamian kejernihannya. Salah satu sudut dermaga Danau Matano dikelola oleh PT Vale. Dengan mengajak masyarakat lokal sekitar menjaga serta mengembangkan potensi warisan alam tersebut maka kelestarian danau diharapkan mampu terjaga.

Bayu yang kini menjabat sebagai, Fungsi Koordinasi Produksi Planing Kontrol dan Operasional PT Vale mengungkapkan peran Danau Matano untuk keseimbangan alam sangatlah besar. Salah satunya menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang mampu memasok energi bagi perusahaan dan lingkungan. 

Kembali ke habitat Matano, hewan langka lainnya yang mendiami danau purba ini adalah kerang serta kepiting danau yang jarang ditemui di tempat lain. Beberapa ikan yang terlihat dari bibir danau adalah ikan pelangi, karena memiliki sisik berwarna-warni yang biasanya dijadikan ikan hias air tawar.

Danau ini memiliki banyak keistimewaan. Salah satu titik wisatanya bahkan dinamakan dengan Pantai Matano, karena pasirnya yang mirip seperti pasir pantai dan memiliki dasar yang landai.

Namun, pengunjung perlu berhati-hati, karena tidak semua bibir danau memiliki dasar yang landai. Itu bisa terlihat jelas jika kita berperahu sedikit ke tengah. Dan, saksikanlah banyak palung-palung cekungan yang langsung menghadap bibir danau dengan dasar yang sudah tidak terlihat oleh mata telanjang.

Gua Tengkorak
Ada yang paling unik, dari tawaran panorama Matano, ada sebuah sudut yang kerap dikunjungi turis dan cukup misterius, yaitu Gua Tengkorak.

Tidak hanya namanya saja namun memang di dalam gua terdapat ratusan tengkorak manusia. Menurut Wiji, salah satu penduduk setempat, tengkorak manusia tersebut memang sengaja diletakkan di dalam gua.

Ratusan tahun yang lalu sebelum agama masuk di daerah tersebut, seseorang yang meninggal akan ditaruh jasadnya di dalam gua. Tidak dikuburkan seperti sekarang.

Untuk menuju ke gua tengkorak pengunjung harus menyewa perahu (yacht). Selain itu, pengunjung juga harus memiliki keterampilan berenang, sebab jika air sedang naik, pintu masuk gua tertutup permukaan air. Pelancong yang punya nyali biasanya berenang dan menyelam untuk melewati pintu masuknya.

Kemudian, di antara palung-palung atau celah dasar danau, terdapat banyak benda purbakala berusia ratusan tahun. Di antaranya adalah perlengkapan dapur, tembikar dan beberapa patung hiasan rumahan.

Salah satu lokasi teraman untuk berenang ataupun snorkling adalah di Pulau Kucing dan Pulau Mangga. Di sini kedalaman airnya lebih dangkal, yakni berkisar enam meter. Pulau ini memiliki tepi bebatuan.

Bebatuan yang tersusun diselimuti oleh lumut yang licin, namun indah dipandang apabila melakukan penyelaman karena langsung berada dengan palung danau. Di sekitar pulau Kucing terdapat banyak sekali benda purbakala.

 
 Sejumlah katinting (perahu motor) menunggu penumpang yang akan mudik melalui danau Matano di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (19/9). Jalur penyeberangan danau menggunakan katinting merupakan salah satu jalur trans Sulawesi penghubung antara Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/ama/09 (ANTARA/SAHRUL MANDA TIKUPADANG)


Antara News menyelam lebih dalam untuk menyibak apa yang telah disimpan danau tersebut. Pada kedalaman sekitar empat meter, di dasar danau di antara rongga bebatuan Antara News menemukan tembikar kuno yang masih tersisa separuh badan, mirip kendi, namun tidak ada corong airnya.

Wiji mengatakan  sebelumnya sudah banyak ditemukan keris kuno yang berlumut di dasar danau.

Cukup berbahaya apabila pengunjung tidak pandai berenang di kawasan ini. Jika ingin bermain air pakailah pelampung atau perlengkapan selam memadai serta didampingi pemandu lokal.

Pulau Kucing dan Mangga, misalnya, jarak diagonal dari tepi pulau menuju ke kedalaman sangat curam. Dari kedalaman tepi yang 1,5 meter bisa langsung menjorok berhadapan dengan palung sedalam lebih dari 8 meter.

Dinformasikan oleh warga sekitar bahwa Danau Matano memiliki dua jenis suhu air. Pada kedalaman di atas 100 meter, suhunya berbeda, serta kadar oksigen airnya tipis. Itu menyebabkan tidak akan terasa dingin ketika berenang. Juga badan terasa lebih ringan daripada saat berenang di air dengan kadar oksigen tinggi.

Di Pulau Kucing juga tersedia penyewaan katinting (perahu lokal). Ada pula yang menyewakan kano, baik untuk satu orang ataupun dua orang. Selain itu, perlengkapan selam termasuk pelampung juga tersedia.

Baca juga: Festival Danau Matano ikon baru Sulsel

Baca juga: Ekosistem Obyek Wisata Danau Matano, Sulsel Tetap Lestari


 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018