Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, mengatakan, rencana strategis (Renstra) tahap kedua dalam pemenuhan kekuatan pokok minimum atau "Minimum Essential Force" (MEF) sudah mencapai 61 persen dari yang ditargetkan 72 persen pada 2019.
 
"MEF tahap kedua, sesuai dengan rencana mencapai 72 persen. Saat ini kita sudah mengarah ke 72 persen, yaitu sebesar 61 koma sekian persen," ucap panglima TNI saat membuka Pameran Alutsista TNI, di Silang Monas, Jakarta, Kamis.
 
Pemerintah Indonesia membagi tiga tahapan Rencana Strategis (Renstra) dalam MEF. Renstra pertama pada periode 2009-2014, renstra kedua periode 2014-2019 dan Renstra ketiga dilakukan pada periode 2019-2024.
 
Target Renstra ditargetkan mencapai 100 persen pada 2024 dan dilakukan untuk membentuk kekuatan pertahanan yang memadai. Fokus dari MEF termasuk menitikberatkan pembangunan dan modernisasi alutsista beserta teknologinya. 
 
TNI akan menambah alutsistanya agar target 72 persen MEF dapat tercapai, yakni dengan menambah satu kapal selam yang saat ini tengah dibangun di PT PAL bersama perusahaan galangan kapal asal Korsel. TNI Angkatan Udara juga akan menambah pesawat angkut dan tempurnya, yakni CN-235 dan pesawat tempur generasi 4,5 hingga 5 untuk mengganti F-5 Tiger yang sudah tidak dipakai. 
 
"Yang kita inginkan pesawat tempur generasi 4,5 hingga 5 untuk memperkuat alutsista yang dimiliki TNI," kata Panglima TNI. 
 
Kementerian Pertahanan sendiri sudah menandatangani pembelian sebelas pesawat tempur asal Rusia, Sukhoi-35.
 
Pada 2018 ini, TNI Angkatan Darat telah menerima delapan helikopter serang, Apache dari Amerika Serikat. Dengan kekuatan pokok minimum yang dimiliki Indonesia diharapkan dapat menangkal segala ancaman yang ingin masuk ke wilayah Indonesia.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018