Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan diperkirakan mulai lepas dari dampak krisis `subprime mortgage`. Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, kepada ANTARA di Jakarta akhir pekan mengatakan bahwa kondisi pasar keuangan global akibat subprime mortgage mulai membaik dan dirasa kembali ke pasar. Saat ini emiten memiliki kinerja yang bagus dan didukung oleh kondisi makro yang kuat memiliki peluang untuk terus melanjutkan kenaikan. Alfiansyah juga mengungkapkan bahwa investor lokal saat ini memanfaatkan situasi dimana beberapa investor asing keluar karena khawatir dengan krisis pasar finansial yang terjadi, dan kini adalah saatnya yang tepat untuk masuk ke bursa setelah beberapa waktu lalu bursa mengalami koreksi. Kondisi inilah yang telah mengangkat indeks BEJ kembali menguat di akhir perdagangan pada pekan ini. IHSG pada pekan ini ditutup naik tajam sebesar 234,474 poin atau 12,28 persen menjadi 2.143,109, sedangkan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan juga melambung 52,026 poin atau 13,2 persen ke posisi 446,000. Melejitnya indeks BEJ ini lebih besar faktor kembali menguatnya bursa regional dan global, terutama meredanya pengaruh krisis `subprime mortgage` di AS. Para pelaku pasar mendapat sentimen positif dari bursa AS dan regional akibat ketenangan setelah otoritas keuangan AS berupaya untuk meredam gejolak pasar saham saat ini. Atmosfir pasar yang positif terbantu oleh langkah Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pinjaman bank dan jaminan bahwa bank sentral akan bertindak menstabilkan pasar, telah mendorong bursa global dan regional menguat dan diikuti oleh indeks BEJ. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007