Saya sangat mendukung dengan diselenggarakannya kegiatan Jambore Pelajar di Bima ini. Saya berharap kegiatan ini mampu memupuk persatuan, sikap cinta damai dan toleransi di kalangan pelajar di atas bingkai kebhinekaan yang ada di Indonesia."
Jakarta (ANTARA News) – Maarif Institute menggelar Jambore Pelajar Teladan Bangsa sebagai upaya memperkuat nilai-nilai kebhinekaan dan perdamaian di kalangan pelajar SMA kota dan kabupaten Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dari siaran pers Maarif Institute, Jakarta, Rabu, menyebutkan Jambore Pelajar Teladan Bangsa ini merupakan salah satu program dari rangkaian kegiatan pendampingan terhadap siswa SMA di beberapa kota Indonesia yang dilakukan oleh Maarif Institute sejak 2012.

"Kegiatan jambore ini merupakan salah satu upaya masyarakat sipil dalam membantu negara untuk menginternalisasikan nilai-nilai kebinekaan dan perdamaian, khususnya di kalangan pelajar SMA. Jambore kali ini mengangkat tema Menguatkan Generasi Cinta Damai di Kalangan Pelajar. Harapannya para peserta semakin memiliki keberanian dalam menebar damai di lingkungannya pasca mengikuti kegiatan Jambore," kata Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Muhd Abdullah Darraz.

Sementara Walikota Bima, Wirajaya Kusuma sangat mendukung pelaksanaan jambore ini dan berharap kegiatan ini bisa memupuk persatuan dan toleransi di kalangan pelajar.

"Saya sangat mendukung dengan diselenggarakannya kegiatan Jambore Pelajar di Bima ini. Saya berharap kegiatan ini mampu memupuk persatuan, sikap cinta damai dan toleransi di kalangan pelajar di atas bingkai kebhinekaan yang ada di Indonesia," ujar Walikota Bima, Wirajaya Kusuma.

Jambore ketujuh ini merupakan jambore pertama yang dibuat secara regional. Jambore ini diikuti oleh 100 pelajar SMA terpilih yang berasal dari berbagai sekolah di kota dan kabupaten Provinsi Nusa Tenggara Barat.

“Peserta jambore ini adalah mereka yang telah terseleksi dan telah memenuhi persyaratan administratif. Seratus peserta Jambore di NTB ini juga terdiri dari para pelajar SMA lintas agama,” kata Pipit Aidul Fitriyana selaku koordinator program seraya menambahkan kegiatan ini didukung oleh Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bima.

Kegiatan jambore ini akan berlangsung selama lima hari yakni sejak 3-7 September dengan memadukan model pelatihan di dalam dan di luar ruangan.

Materi in door akan disajikan oleh narasumber, baik yang datang dari Jakarta maupun dari Provinsi NTB.

Sementara kegiatan out door terdiri dari kunjungan ke beberapa lokasi, di antaranya sebuah pondok pesantren, gereja, dan sebuah pura.

“Metode kunjungan ini akan memberikan ruang bagi peserta Jambore untuk melakukan dialog secara terbuka antaragama, dan akan menjadi pengalaman tersendiri yang sangat mengesankan bagi peserta,” lanjut Pipit.

Baca juga: Syafii Maarif minta generasi muda agar kembangkan nilai perbedaan

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018