Jambi (ANTARA News) - Tim SAR belum berhasil mengevakuasi tujuh penambang emas ilegal yang terjebak dalam lubang galian mereka di Desa Parit Tanjung, Kabupaten Merangin, Jambi, pada hari ketiga upaya pertolongan, Selasa.

"Tim SAR melakukan penyedotan air menggunakan mesin pompa air di lokasi korban tertimbun lonsor, namun debit air yang semakin meningkat menyebabkan penyedotan air tidak efektif," kata Kepala Kantor Provinsi Jambi Ibnu Harris Al Hussain ketika dihubungi Antara, Selasa.

Ia menambahkan, "Akses menuju lokasi hanya dapat ditembus lewat jalur air, sehingga mobilisasi peralatan sangat sulit. Alat berat tidak dapat masuk lokasi."

Operasi SAR untuk menyelamatkan para penambang yang sejak Minggu (2/9) terjebak di dalam lubang galian mereka, menurut dia, akan dievaluasi pada Rabu (5/9).

Tim yang terlibat dalam operasi evakuasi penambang emas itu meliputi Tim Rescue Pos SAR Bungo (sembilan orang), Badan Penanggulangan Bencana Daerah Merangin (dua orang), Brimob Den B Bangko (15 orang), Polres Merangin (15 orang), Kodim 0420/Sarko (15 orang) dan warga sekitar.

Para penambang di Desa Parit Tanjung yang terjebak dalam lubang galian itu mencari emas dengan membuat lubang galian berkedalaman 30 sampai 50 meter yang disebut lubang jarum oleh warga setempat.

Untuk membuat lubang jarum, umumnya para penambang pertama menggali vertikal kemudian membuat lubang horizontal yang mengarah ke bawah Sungai Merangin.

Ibnu Harris Al Hussain mengatakan berdasarkan laporan awal, ada tujuh penambang yang terjebak di lubang galian sejak Minggu (2/9).

Baca juga: Dua penambang tewas tertimpa longsor di Gunung Botak
 

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018