Lombok Timur, (ANTARA News) - Tim gabungan dari unsur TNI, Taman Nasional Gunung Rinjani dan Basarnas berencana melakukan penyisiran ulang jalur pendakian Gunung Rinjani pascagempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter yang mengguncang wilayah itu pada Minggu (29/7) pagi.

Kasdim 1615/Lombok Timur Mayor Inf Arifianto, Sabtu, memaparkan rencana penyisiran para pendaki gunung Rinjani dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya korban yang belum terdeteksi pada evakuasi tahap pertama di jalur Pelawangan Sembalun ke Puncak Rinjani, jalur Torean dan jalur Danau Segara Anak ke Pelawangan Senaru.

"Penyisiran ulang ini untuk memastikan tidak adanya korban lagi di jalur pendakian Sembalun, Senaru dan Torean, termasuk mengetahui tingkat kerusakan jalur yang biasa dilewati para pendaki," ucapnya saat rapat di Pos Tamana Nasional Gunung Rinjani (TNGR) di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.

Rapat dihadiri Kepala Balai TNGR Sudiono, Kares TNGR Sembalun Opik, Kasi SPW 2 B. Rio Wibawanto, Wakasubden 2 den B Brimob Polda NTB Iptu Heri Hartono dan Danton Evakuasi Yonkes Divisi 1 Kostrad Lettu Ckm Romadhon,

Dikatakan, penyisiran ulang oleh tim gabungan yang terdiri dari personel TNI, TNGR, dan Basarnas ini dilaksanakan Minggu (5/8) pagi menggunakan helikopter miliki PT AMNT.

"Jika ada indikasi tanda-tanda adanya korban maka akan dilakukan evakuasi oleh tim evakuasi gabungan," tegasnya.

Adapun yang menjadi skala proiritas jalur ataupun lokasi penyisiran mulai keberangkatan dari lapangan Sembalun, Torean, Pelawangan Sembalun, Puncak gunung Rinjani kembali dengan jalur berbeda yakni Pelawangan Sembalun, Batu Ceper, Pelawangan Senaru, Batu Ceper, Torean dan lapangan Sembalun.

"Kita berharap tidak ada lagi korban bencana gempa baik para pendaki yang mungkin masih ada di atas gunung Rinjani maupun masyarakat kita di bawah," tandas Mayor Inf Arifianto.
 
Baca juga: 1.091 pendaki Gunung Rinjani sudah dievakuasi
Baca juga: Belum ada kepastian kapan Rinjani dibuka kembali untuk pendaki

 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018