Hampir semua korban gempa sangat berharap kepada pemerintah pusat agar segera mencairkan bantuan dana tunai
Lombok Timur (ANTARA News) - Para korban gempa bumi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, meminta pemerintah pusat segera mencairkan bantuan dana tunai untuk membiayai perbaikan rumah yang rusak.

"Saya sudah berkeliling ke desa-desa terdampak paling parah. Hampir semua korban gempa yang saya temui sangat berharap kepada pemerintah pusat agar segera mencairkan bantuan dana tunai yang dijanjikan," kata Anggota Komisi XI DPR RI Daerah Pemilihan NTB, H. Willgo Zainar, di Sembalun, Lombok Timur, Kamis.

Para korban gempa sangat ingin segera memperbaiki rumahnya yang rusak. Hal itu terlihat dari semangat warga Kecamatan Sembalun membuka buku tabungan sebagai salah satu syarat pencairan bantuan dana tunai, tambahnya.

 Untuk kelancaran pembuatan buku tabungan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Selong, Kabupaten Lombok Timur, sudah menempatkan beberapa orang petugasnya di Sembalun.

"Sekarang lagi proses pembukaan buku rekening tabungan, khususnya di Kecamatan Sembalun," ujar Willgo yang masih di Sembalun, memantau proses pembuatan buku tabungan.

Ia juga menegaskan akan mengawal proses percepatan realisasi pencairan bantuan dana tunai oleh pemerintah pusat kepada korban gempa yang rumahnya rusak. Pengawalan akan dilakukan bersama-sama, terutama dengan anggota DPR RI Daerah Pemilihan NTB, seperti Fahri Hamzah, Muhammad Syafrudin, dan Lalu Gede Syamsul Mujahidin.

 "Kami juga meminta kepada para kepala desa untuk mengkoordinasikan warganya membuka tabungan untuk memperlancar proses pencairan," ucapnya.

Selain berharap agar bantuan dana tunai segera dicairkan, Willgo juga mengusulkan kepada pemerintah pusat agar merekonstruksi kembali rumah korban gempa menggunakan bahan kayu yang relatif tahan gempa.

 Pasalnya, jika melihat sejarahnya seluruh kecamatan yang terdampak gempa bumi paling parah merupakan daerah rawan bencana alam, termasuk gempa bumi.

Ia juga menyimpulkan bahwa rumah-rumah yang rusak disebabkan bahan bangunannya menggunakan batako dengan konstruksi yang tidak sesuai. Berbeda dengan rumah penduduk yang menggunakan kayu dengan dinding kayu atau? bedeg justru aman dari guncangan gempa bumi besar.

Baca juga: BNPB: Bantuan rumah rusak NTB tergantung pendataan

"Justru yang rawan menggunakan batako tanpa konstruksi yang sesuai. Ini perlu dipertimbangkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar rekonstruksi bangunan fisik dihitung sedemikian rupa," ucapnya pula.

 Data sementara yang diperoleh dari BPBD NTB, jumlah rumah rusak berat sebanyak 2.301 unit, rusak sedang 596 unit dan rusak ringan sebanyak 2.551 rumah.

Seluruh rumah penduduk yang rusak tersebar di Kecamatan Sembalun dan Sambelia di Kabupaten Lombok Timur. Sedangkan di Kabupaten Lombok Utara, tersebat di Kecamatan Bayan, Kayangan, Gangga, Tanjung, dan Pemenang.

Kerusakan rumah penduduk akibat gempa bumi juga dilaporkan ada di Kecamatan Kuripan, dan Gunung Sari, di Kabupaten Lombok Barat. Ada juga di Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat. 

Politisi Partai Gerindra itu sudah berada di lokasi gempa selama tiga hari untuk menyalurkan bantuan sekaligus melihat kondisi desa-desa terdampak paling parah akibat guncangan gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter (SR), Minggu (29/7/2018), pukul 06.47 WITA.

Wilayah yang terdampak paling parah adalah Kecamatan Sembalun, dan Sambelia, di Kabupaten Lombok Timur, dan Kecamatan Bayan di Kabupaten Lombok Utara. Ribuan rumah warga rusak berat, sedang dan ringan.

Pewarta: Awaludin
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018