Sebagian besar serangan yang telah dicoba gagal."
Jakarta (ANTARA News) - Institut Analisa Kebijakan Konflik (Institute for Policy Analysis of Conflict/IPAC) mengatakan bahwa Indonesia tidak masuk 10 besar negara yang paling terdampak terorisme.

"Banyak negara Eropa dan Amerika Serikat lebih rentan terhadap serangan-serangan terorisme," ujar pengamat terorisme Sidney Jones yang juga merupakan Pendiri sekaligus Direktur IPAC Sidney Jones di bengkel diplomasi Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).

Hal itu disampaikan dalam forum publik yang bertajuk "Tantangan Terorisme dan Radikalisme di Indonesia dan Asia Tenggara" yang diselenggarakan oleh FPCI, suatu organisasi nirlaba non-politis dan independen yang bergerak di bidang hubungan internasional.

Kejadian terorisme di Indonesia hanya sebagian kecil dari serangan-serangan teroris di dunia.

"Sebagian besar serangan yang telah dicoba gagal," tuturnya.

Namun demikian, kestabilan pemerintahan, penguatan hukum, demokrasi, toleransi, keterlibatan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat harus terus dijaga agar tidak menyebabkan terorisme tumbuh subur dalam negeri.

Menurut laporan Global Terrorism Index 2017, laporan yang diterbitkan setiap tahun oleh Institut Ekonomi dan Perdamaian (Institute for Economics and Peace/IEP, Indonesia menduduki peringkat ke-42 dari 50 negara yang paling terdampak terorisme.

Sementara 10 negara teratas yang paling terdampak terorisme adalah Irak, Afghanistan, Nigeria, Suriah, Pakistan, Yaman, Somalia, India, TurkI, dan Libya.

Berdasarkan laporan itu, enam dari sepuluh negara yang paling terkena dampak itu terlibat dalam konflik internal, yang telah memfasilitasi dan menyebabkan peningkatan terorisme.

Dengan pengecualian India, masing-masing dari sepuluh negara memiliki satu kelompok teroris yang bertanggung jawab atas mayoritas kematian.

Beberapa negara, seperti Yaman, telah dipengaruhi oleh peristiwa yang telah menyebabkan munculnya kelompok-kelompok teroris. Di negara-negara lain, seperti Libya dan Suriah, terorisme telah mengikuti ketidakstabilan pemerintah, sementara di negara lain, seperti Afghanistan dan Irak, terorisme telah dihasilkan dari invasi kekuatan asing.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018