Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan menerapkan standar khusus tenaga medis dan layanan kesehatan khusus untuk ajang olahraga, hal ini pertama kali dilakukan dalam menghadapi Asian Games 2018.

Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan drg. Kartini Rustandi di Jakarta, Rabu, mengatakan sejak 2017 Kementerian Kesehatan telah melakukan seleksi dan lokakarya bagi tenaga medis yang terlibat dalam Asian Games 2018.

Kementerian Kesehatan pun bekerja sama dengan berbagai organisasi profesi, yakni Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPPNI), Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia (Perdamsi) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) untuk menyusun modul pelatihan kegawatdaruratan dalam ajang olahraga.

"Ini pertama kali kami terapkan seperti ini, jadi para tenaga medis nanti akan mempunya keahlian khusus untuk menangani kegawatdaruratan dalam bidang olahraga. Sebelumnya kami belum mempunyai standar seperti sekarang," kata dia.

Total keseluruhan tenaga medis yang dikerahkan selama Asian Games adalah 1.400 orang yang terdiri dari 407 dokter, 813 perawat, dan 180 fisioterapis. Para tenaga medis ini direktur dari rumah sakit, dinas kesehatan dan TNI.

"Semuanya telah dibekali hal yang sama, mereka menjadi aset untuk dikerahakan pada ajang olahrga lainnya. Selain itu modul tesebut pun akan terus digunakan untuk penanganan dalam ajang olahraga," kata dia.

Selain menerapkan standarisasi pada tenaga medis, Kementerian Kesehatan juga menerapkan standar pelayanan kesehatan, salah satunya menyediakan ambulans ICU.

Untuk Asian Games, Kementerian Kesehatan menyediakan 25 ambulans ICU, yang dilengkapi peralatan-peralatan khusus untuk menangani kegawatan seperti ventilator, monitor, defibrilator, juga tabung okseigen.

"Sehingga kami dapat melakukan penanganan langsung di dalam ambulans," ujarnya.

Selain itu ambulans tersebut memiliki tinggi dua meter sehingga memudahkan tenaga medis untuk melakukan penangan kegawatdaruratan seperti CPR.

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018