Beragama dengan semangat tanpa ngaji itu yang jadi masalah...
Surabaya (ANTARA News) - Tokoh Nahdlatul Ulama KH Mustofa Bisri, yang biasa disapa Gus Mus, berbicara tentang pentingnya mengaji dalam beragama dalam forum "Mengaji (Mengasah Jati Diri) Indonesia" di Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Senin (5/3) malam, yang juga dihadiri oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Gus Mus mengatakan konflik agama terjadi karena manusia penganutnya tidak mengaji, yang dalam hal ini bukan hanya membaca kitab suci, namun juga belajar memahami dan mengamalkannya.

"Beragama dengan semangat tanpa ngaji itu yang jadi masalah," kata kiai yang juga dikenal sebagai penulis puisi dan cerpen ini.

Mengaji, menurut dia, merupakan proses belajar yang tak memiliki kata sudah, yang diperlukan manusia beragama dalam menjalankan ajaran-ajaran agama.

Dia juga menyayangkan terjadinya perseteruan-perseteruan yang mengatasnamakan agama akhir-akhir ini, dan mengingatkan bahwa sebenarnya agama dan negara adalah hal yang tidak dapat dipisahkan di Indonesia.

"Kiai-kiai saat berbicara agama dan Indonesia itu dengan satu kali nafas. Artinya, keduanya memiliki posisi penting yang tak boleh dilupakan begitu saja," katanya.

Gus Mus juga menyarankan setiap warga negara Indonesia menghargai dan bertoleransi dengan sesama. "Anggap saja ini rumahmu, kalau kamu bikin kisruh atau mau ngerusak, masak mau ngerusak rumah sendiri?" kata kiai yang baru saja menerima penghargaan Yap Thiam Hien itu.

Menteri Agama juga mengingatkan pentingnya melekatkan nilai-nilai kebangsaan pada diri setiap anak bangsa.

"Mengasah jati diri Indonesia seperti apa agar kita sebagai bangsa tidak tercerabut dari nilai keindonesiaan itu? Indonesia yang religius, Indonesia yang tinggi nilai keagamaannya, Indonesia yang senantiasa menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman," kata Lukman.

 

Pewarta: Indra Setiawan, Willy Irawan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018