Ambon (ANTARA News) - Gempa tektonik yang terjadi selama dua kali berturut-turut di perairan laut Pulau Buru tidak membuat warga di Kota Namlea dan sekitarnya menjadi panik.

"Saya memang masih berada di Kota Ambon, tetapi saat berkomunikasi dengan keluarga di Namlea, mereka sangat tenang dan tidak terpengaruh dengan guncangan gempa bumi," kata salah satu warga, Bangsa Angkotasan di Ambon, Maluku, Selasa.

Menurut dia, dalam percakapan telepon dengan pihak keluarganya juga tidak menyinggung adanya gempa bumi yang dilaporkan BMKG berkekuatan 6,0 SR pada Senin (22/2) sekitar pukul 22.34.54 WIT maupun yang terjadi pada Selasa berkekuatan 5,0 SR dengan kedalaman 10 kilometer (km) pada lokasi 2,64 LS dan 126,78 BT.

"Kalau terjadi gelombang tsunami atau ada kerusakan bangunan hingga korban luka tentunya akan ramai dibicarakan warga," kata Angkotasan.

Gempa tektonik berkekuatan 6,0 SR mengguncang Pulau Buru, Provinsi Maluku pada Senin (26/3) malam sekitar pukul 20.34.54 WIB.

Data BMKG menyebutkan, gempa dangkal pada kedalaman 10 Km di bawah permukaan laut ini berada pada lokasi 2.62 LS dan 126.73 BT, terletak sekitar 79 Km arah timur laut Pulau Buru atau 201,97 Km dari Pulau Ambon.

BMKG juga menyebutkan gempa dangkal yang terletak di laut ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang air pasang atau tsunami.

Gempa tersebut dirasakan masyarakat Namlea, Ibu Kota Kabupaten Buru antara III-IV MMI dan warga Kairatu (Pulau Seram), Kabupaten Seram Bagian Barat sekitar II-III MMI.

Namun sejauh ini belum diketahui adanya laporan kerusakan bangunan akibat gempa tersebut.

BMKG juga mengimbau warga untuk tidak panik atau mudah percaya dengan isu-isu menyesatkan seperti adanya tsunami.

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018