Jakarta (ANTARA News) - Hujan lebat mengguyur hamparan pesawahan bekas lahan tambang pasir kuarsa desa Gantung Belitung Timur.

Di sebuah gubuk di tengah area kebun percobaan telah berkumpul kepala kebun percobaan dan para petani yang tergabung dengan kelompok tani. Mereka menggarap bekas lahan tambang pasir kuarsa menjadi area pesawahan.

Kondisi tanah yang berpasir dan di bawahnya terdapat tanah hitam yang keras, ditambah lagi dengan lahan tersebut merupakan lahan bekas tambang, maka perlu perlakuan khusus untuk merubah lahan tersebut menjadi pesawahan yang bisa menghasilkan beras ataupun benih untuk ditanam kembali.

Perlakuan khusus yang dilakukan yaitu memilih bibit yang berkualitas, memilih pupuk organik dan pemberian Kapur. Bibit yang dipilih langsung dikirim dari Balai Besar Penitian Padi, Badan Litbang Pertanian yaitu varietas unggul baru Inpari 19 Inpari 34 dan Inpara 2.  

Tentunya perlakukan khusus tersebut membutuhan pembinaan dari kepala Kebun percobaan kepada petani sekitar dibantu dengan penyuluh dari Dinas pertanian setempat. Sehingga lahan yang tadinya tidak lagi produktif bisa menjadi lahan yang bisa menghasilkan pangan dan nantinya bisa menjadi tempat Agrowisata.

Tidak mudah mengarahkan para Petani yang notabene bekas penambang timah dan nelayan. Apabila dihadapkan dengan pilihan menjadi nelayan atau menjadi petani, Ahmad Julianto menjawab: "Kalau menjadi nelayan apabila tidak dikayuh sampan ke laut kami tak akan makan, tapi kalau menjadi petani, sekali panen kami bisa menyimpan untuk cadangan makanan selama satu tahun."


Ahmadi Julianto yang akrab dipanggil Anto oleh Petani desa Gantong adalah Kepala kelompok tani yang dulunya seoarang Nelayan dan penambang Timah di Belitung Timur.

Pendekatan sosial dan mendapatkan kepercayaan dari Petani sekitar merupakan hal yang penting dilakukan. Kendala yang dihadapi pemerintahan melalui para penyuluh dan BPTP Bangka Belitung yaitu jumlah para penyuluh tidak berbanding lurus dengan banyaknya petani yang akan dibina.

Pendekatan sosial kepada petani akan lebih mudah apabila Penyuluh yang ditambah untuk desa Gantong ujar Andri seorang penyuluh di desa Gantong, Belitung Timur.

Apabila pendekatan dan kepercayaan dari petani telah didapatkan maka para Penyuluh akan lebih mudah menerima bimbingan atau pembinaan secara teknis,  sehingga bahan bekas tambang bisa menjadi lahan yang bisa menghasilkan pangan.

Tahun 2016 sinergi dari pemerintahan daerah, Balai Pengkajian teknologi Pertanian Bangka Belitung, (BPTP Belitung) dan para kelompok Tani telah memulai penanaman padi di area bekas tambang dan telah menghasilkan produksi sebanyak 3.2 Ton.

Hasil penggujian pun menunjukkan padi yang dihasilkan aman dikonsumsi oleh Manusia ujar Dede Rusmawan Kepala Kebun percobaan Gantong, Belitung Timur.

Pembentukan lahan sawah baru masih dilakukan oleh Pemerintah dibantu dengan para Petani. Setiap kepala keluarga mendapatkan 1 hektare sawah. Lahan tersebut semuanya merupakan lahan bekas tambang timah dan pasir kuarsa yang dimiliki pemerintah daerah dan dipinjamkan ke Petani untuk dikelola dengan binaan pemerintah.

Diharapkan dengan bantuan pemerintah melalui UPSUS (Upaya Khusus) dengan Pembinaan, bantuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) nantinya bisa menjadikan Belitung, khususnya Belitung timur bisa menjadi daerah penghasil Beras dan menjadi desa Agrowisata sekalipun itu lahan Bekas tambang. (Rjs)

Pewarta: Antara
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018