Tondano (ANTARA News) - Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri yang juga Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Idiologi Pancasila (UKP-PIP) mengatakan negara menjadi kuat jika Pancasila diajarkan terus menerus.

"Negara kuat jika Pancasila diajarkan mulai dari keluarga bahkan sejak kecil, karena Pancasila adalah dasar negara," ungkap Megawati dalam acara Sarasehan Gebyar Bela Negara di Tondano, Sulut, Senin.

Megawati mengatakan selain diajarkan dalam keluarga, Pancasila pun harus dijadikan budaya, karena Pancasila merupakan pertahanan atau simbol negara.

"Kalau negara ini tidak punya Pancasila maka dengan mudah bisa diporak-porandakan oknum yang tidak bertanggungjawab, harus juga dimasukan dalam kurikulum pendidikan," katanya.

Megawati mengatakan kehidupan masyarakat pun harus dipersatukan terus agar bisa menjaga keutuhan negara.

Intinya bahwa, bagaimana sejarah bangsa dan sejarah dunia, yang dalam hal ini bagaimana merasa terpanggil untuk membela negara, menyampaikan tentang perjuangan tokoh proklamator Bung Karno, yang berjuang untuk perjuangan bangsa Indonesia dan Pancasila.

Untuk memajukan Pancasila serta mengenalkan akan arti sila yang ada di Pancasila itu sendiri, arti Bela Negara untuk kita dan kepada siapa kita harus membela negara.

"Memberikan kesadaraan kepada masyarakat bagaimana untuk menjaga Pancasila dan negara kita," katanya.

Mengenai pelaksanaan Bela Negara di Sulut, Megawati mengatakan, Sulut merupakan salah satu daerah yang paling toleransi, selain itu Sulut merupakan daerah yang memiliki keberagaman suku, ras, agama.

"Sulut menjadi contoh bagi daerah lain, karena tetap menjaga kerukunan masyarakat di Indonesia," ungkapnya.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan Sarasehan Bela Negara adalah program dari Kementerian Pertahanan. Bela Negara bukan kita akan mengangkat senjata, namun berkaitan dengan rasa memiliki terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Melalui kegiatan ini diharapkan bisa menjadikan generasi muda akan makin cinta dengan NKRI, kiranya masyarakat Sulut makin cinta dengan Indonesia dan Pancasila," katanya.

Menhan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan budaya adalah perekat bangsa itulah wujud bela negara sesusungguhnya.

"Kita semua harus bangga telah ditakdirkan sebagai bangsa Indonesia karena bangsa kita adalah bangsa yang besar dengan kekayaan alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke," katanya.

Selain itu, kata Menhan, kita berasa di antara benua besar sehingga Indonesia menjadi persimpangan budaya dan sangat menunjang perekonomian international.

Kemudian, ungkapan rasa syukur diwujudkan dengan membela negara, Bela Negara juga diatur dalam UUD 1945 pasal 27 setiap warga berhak dan wajib membela negara, dari sikap perilaku kesadaran Bela Negara pada hakekatnya untuk memberikan kesadaran dalam nilai nilai tanah air setia untuk Pancasila sebagai ideologi negara.

"Melalui Bela Negara diharapkan terwujud sikap disiplin beretika oleh karena kesadaran, sangat penting dalam wujud revolusi mental guna ketahanan yang tangguh, kita wajib mengantisipasi jati diri terhadap pengaruh ideologi ekonomi yang dapat berdampak pada hukum, budaya," ungkapnya.

Tentunya, lanjut Menhan, kita tidak ingin Indonesia kalah pada pengaruh persaingan globalisasi, dimana yang lemah akan menjadi pecundang dan kalah terjajah.

Gebyar Bela Negara turut dihadiri sejumlah pejabat pusat, daerah, Forkopimda Sulut, Forkopimda Minahasa, undangan serta masyarakat.

Pewarta: Martsindy Adelfrits Rasuh
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017