Jerusalem (ANTARA News) - Polisi paramiliter Israel menembak seorang wanita muda Palestina hingga mati, yang memegang pisau dan mencoba menyerang, di pintu masuk kota tua Jerusalem, Minggu (7/5), kata seorang juru bicara kepolisian.

Insiden itu merupakan peristiwa terbaru dalam serangkaian serangan jalanan sporadis selama 19 bulan terakhir yang dilakukan oleh warga Palestina terhadap warga Israel, demikian laporan Reuters.

Juru bicara pihak kepolisian Luba Samri mengatakan sebilah pisau ditemukan dari tempat kejadian perkara bersama dengan surat perpisahan dari remaja itu kepada keluarganya mengutip sebuah ayat dari Al Quran yang diakhiri dengan kata shahida, yakni bahasa Arab untuk martir.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa gadis yang meninggal itu bernama Fatima Hjeiji berusia 16 tahun berasal dari sebuah kota di dekat Ramallah, Tepi Barat.

Sedikit-dikitnya 243 warga Palestina telah tewas dalam gelombang kekerasan sporadis di Jerusalem dan Tepi Barat, Israel, sejak Oktober 2015.

Israel menuduh aksi kekerasan itu merupakan hasutan dari para petinggi Palestina dan mengatakan bahwa setidaknya 164 warga Palestina terbunuh atas dugaan tindak penikaman, penembakan atau serangan dengan menabrakkan mobil.

Warga palestina lainnya tewas dalam bentrokan dan demonstrasi.

Pada periode kekerasan yang sama, 37 warga Israel, dua turis warga negara Amerika Serikat serta seorang mahasiswi Inggris tewas. Kekerabatan dari aksi serangan telah melambat namun belum berakhir.

Israel menuduh pemimpin Palestina menghasut tindak kekerasan. Pihak berwenang Palestina, membantah hasutan dan dan balik menuduh bahwa dalam banyak kasus, Israel telah menggunakan kekuatan yang berlebihan dalam menggagalkannya aksi penyerangan bersenjata yang hanya menggunakan senjata sederhana.

Israel merebut daerah tersebut dalam perang Timur Tengah pada 1967, dan memberlakukan pembatasan ketat terhadap pergerakan warga Palestina di beberapa daerah, terutama di pos Tepi Barat yang berbatasan dengan Israel.

Putaran terakhir perundingan perdamaian berakhir pada 2014.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017