Jakarta (ANTARA News) - Arief Rachman kendati belum genap sebulan dipercaya menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Afghanistan, dia telah menentukan strategi meningkatkan kerja sama dengan negara itu melalui komunikasi yang intensif.

"Kalau bagi saya pribadi, itu hubungannya dengan komunikasi menjadi hal yang penting dan kalau didasarkan dengan komunikasi yang baik, pasti akan membangun perkembangan yang lebih baik juga," kata Arief kepada Antara ditemui di Jakarta pada Kamis usai mendampingi Presiden Afghanistan Ashraf Gani.

Arief telah menyerahkan surat kepercayaan atau "credentials" dan kunjungan kehormatan kepada Presiden Ashraf pada 26 Maret lalu.

Menurut Arief, keluwesan atau kesupelan masyarakat Indonesia dalam membangun komunikasi dengan mitra kerja maupun dagang menjadi nilai penting dalam kerja sama.

Keramahan dan kesantunan yang dipegang oleh masyarakat Indonesia menjadi nilai lebih dalam hubungan internasional.

Selain itu, Arief menilai masalah keamanan di Afghanistan juga dapat diatasi dengan sikap kehati-hatian dan pencegahan dari masing-masing individu.

"Alhamdulillah suasana kehidupan masyarakat maupun pemerintah berjalan dengan baik, termasuk keamanan," ujar Arief.

Terkait potensi kerja sama ekonomi, Dubes mengatakan Afghanistan sebagai negara tujuan perdagangan non-tradisional memiliki berbagai peluang untuk dibangun.

Kekayaan alam Afghanistan seperti cadangan bijih besi yang besar maupun cadangan tembaga dan batu mulia berpotensi untuk dikerjasamakan dengan Indonesia.

"Selain itu, juga banyak yang lainnya seperti investasi jalur transmisi di sana masih terbuka besar," jelas Dubes menjelaskan Afghanistan sebagai kawasan penghubung yang potensial di Asia Tengah ke Asia Selatan ataupun Asia Timur.

Sementara dalam temu bisnis yang dilakukan Presiden Ashraf bersama sejumlah pengusaha Indonesia, Dubes mengatakan terdapat beberapa pengenalan potensi kerja sama baik di bidang konservasi fauna serta gizi dan sektor riil.

Presiden Ashraf melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia selama dua hari sejak Rabu (5/4).

Saat kunjungannya ke Istana Merdeka, Jakarta menemui Presiden Joko Widodo, kedua kepala negara menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kedua negara yang terdiri atas lima sektor yaitu pendidikan, pertanian, statistik, kebijakan fiskal dan reformasi administrasi publik.

Jokowi juga menilai sektor perdagangan bilateral masih sangat berpotensi untuk ditingkatkan.

Dia mengarahkan agar sejumlah MoU tersebut dapat segera dilaksanakan.

(T.B019/A011)

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017