Jakarta (ANTARA News) - Kawasan Bandung saat ini kian dicari pembeli properti seiring pembangunan sejumlah proyek infrastruktur yang menghubungkannya dengan Jakarta yang mengakibatkan harga perumahan sepanjang tahun 2016 rata-rata naik 2,4 persen setiap kuartal.

"Harga perumahan di kawasan Bandung sepanjang tahun lalu rata-rata meningkat sekitar 2,4 persen setiap kuartal dengan harga median Rp9,5 juta per meter persegi," kata Country Manager Rumah.com Wasudewan dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Pembangunan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung dan pembangunan tol layang Jakarta-Cikampek, dimana kedua proyek ini akan mempercepat perjalanan darat dari Jakarta menuju ke Bandung dan sebaliknya, menjadi salah satu penyebab tingginya harga properti di Bandung.

Wasudewa mengatakan ketika Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung pada Januari 2016, median harga perumahan di Bandung langsung melesat empat persen, dari Rp8,9 juta per meter persegi pada kuartal IV-2015, menjadi Rp9,29 juta per meter persegi pada kuartal I-2016.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Rumah.com, Bandung menjadi salah satu dari 10 lokasi favorit para pencari properti di Indonesia, sepanjang tahun 2016 kemarin. "Data ini kami peroleh berdasarkan perilaku 3,4 juta konsumen properti di Indonesia yang mengakses 17 juta halaman Rumah.com setiap bulan," katanya.

Kenaikan harga properti di Bandung tidak hanya didorong oleh pembangunan infrastruktur Jakarta-Bandung dan Jakarta-Cikampek, namun juga didorong oleh adanya rencana pembangunan infrastruktur di wilayah Bandung sendiri, yang merupakan bagian dari konsep Bandung Proyek Mobilisasi Urban yang digagas oleh Pemerintah Kota Bandung.

Infrastruktur tersebut adalah "Light Rail Transit" (LRT) Metro Kapsul yang rencananya akan mulai dibangun pada tahun ini dan beroperasi tahun depan secara bertahap, membentang sepanjang enam kilometer dari Stasiun Kereta Bandung di Kebonjati, menuju ke Pasar Baru, Dalem Kaum dan Tegallega.

Perkembangan infrastruktur tersebut juga akan berdampak terhadap salah satu kawasan yang kini menjadi sorotan para pencari rumah dan investor properti, yaitu wilayah Bandung Timur.

Rencana pembangunan "Bandung Intra Urban Toll Road" (BIUTR) yang akan membentang sepanjang lebih dari 27 kilometer dari Pasteur hingga Ujung Berung di Bandung Timur juga diyakini akan mengurai kemacetan lalu lintas.

Dani Ramdani, Principal District Property, salah satu agen properti di kawasan Bandung menjelaskan bahwa saat ini mencari tempat tinggal di kawasan kota Bandung sudah cukup sulit karena harganya sudah terlampau tinggi. Sementara di wilayah Bandung Timur masih menyisakan lahan yang memadai sehingga harga hunian pun relatif lebih miring.

Hal ini terbukti untuk rumah tipe 45/85 yang letaknya lebih dekat ke kota, harga jual di atas Rp500 jutaan per unitnya. Sedangkan kalau lebih ke arah timur masih ada yang Rp300 jutaan per unit.

"Sementara tahun lalu kebanyakan pengembang masih ada yang membanderol harga Rp 400 jutaan untuk unit rumah yang lokasinya cukup dekat dengan Kota Bandung," tambahnya

Daya tarik lain kawasan Bandung Timur adalah rencana pengembangan Bandung Teknopolis, kota baru berbasis teknologi informasi berlokasi di kawasan Gedebage. Lebih dari 800 hektare lahan telah disediakan oleh pemerintah daerah untuk membangun wilayah khusus tempat berkumpulnya perusahaan teknologi informasi.

Di era teknologi seperti sekarang ini, para pencari properti tidak harus datang langsung ke lokasi di Bandung tapi bisa akses Review Properti (www.rumah.com/review), untuk mengetahui lokasi rumah sakit dan sekolah terdekat, fasilitas umum, kondisi lalu lintas.

Rumah.com merupakan media online bagian dari PropertyGuru Group.

(A025/A039)

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017