Batam (ANTARA News) - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Kepulauan Riau belum bisa mengidentifikasi lima jenazah korban tenggelamnya kapal pembawa tenaga kerja Indonesia pada Rabu (2/11), karena tidak belum ada data pembanding sampel DNA (deoxyribonucleic acid).

"Keseluruhan masih tujuh jenazah. Namun yang dua sudah ada data pembandingnya, jadi segera kami rilis. Untuk yang lima lainnya sama sekali tidak ada pembandingnya," kata Kanid Dokkes Polda Kepulauan Riau (Kepri) AKBP Jarot Wibowo di Batam, Minggu.

Untuk sebanyak 47 korban lain yang berhasil diidentifikasi, kata dia, semuanya ada data pembanding dari keluarga yang menghubungi Posko DVI Polda Kepri di RS Bhayangkara di Batam.

"Untuk yang lima sama sekali tidak ada pihak yang menghubungi kami. Korban selamat pun tidak ada yang mengenalinya, data penumpang kapal juga tidak ada, sehingga sampai saat ini belum bisa teridentifikasi," kata dia.

Namun demikian, kata Jarot, tim DVI sudah mengambil sampel DNA, dental sehingga jika ada data pembanding dari pihak keluarga tinggal mencocokan saja.

"Kami juga akan mengambil sampel pada gigi untuk mempersempit rentang perkiraan usia lima jenazah itu hingga kisaran lima tahan. Karena saat ini rentang perkiraan masih 10-15 tahun," kata Jarot.

Tim DVI Polda Kepri yang sebelumnya dibantu oleh dokter dari Mabes Polri sudah berhasil mengidentifikasi 47 jenazah dari 54 korban meninggal kapal tenggelam di Batam. Sebanyak 45 di antaranya sudah diserahkan pada pihak keluarga.

Jarot mengatakan, untuk dua jenazah lainnya segera dirilis identitasnya agar segera bisa diserahkan pada pihak keluarga untuk dimakamkan.

Lima jenazah lain masih tersimpan di lemari pendingin kamar jenazah RS Bhayangkara Polda Kepri di Nongsa, Batam.

Sebelumnya sebuah kapal kayu bermuatan 101 orang terdiri dari 98 TKI ilegal dan tiga ABK kapal yang berlayar dari Johor Malaysia menuju Batam diterjang ombak besar hingga tenggelam di perairan Nongsa, Batam.

Sebanyak 54 orang ditemukan meninggal, 41 korban selamat dan enam orang hingga saat ini belum bisa ditemukan.

Pewarta: Larno
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016