Jakarta (ANTARA News) - Industri Kecil dan Menengah (IKM) tenun dan mutiara di Nusa Tenggara Barat (NTB) dinilai menjadi hal yang potensial untuk pengembangan keterampilan usaha dan keterampilan hidup.

Anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah saat kunjungan ke IKM Tenun di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Jum'at (23/9), menyatakan IKM tenun  harus  dikembangkan dan dimaksimalkan karena menyangkut pengembangan ekonomi kreatif ke depan.

Dengan demikian, IKM tenun dalam mengisi pasar masyarakat ekonomi Asia tidak sekedar menjadi obyek pasar tapi juga menjadi subyek atau pelaku pasar, minimal di negeri sendiri, seperti yang dikutip dari siaran pers.

Ketika pebisnis mancanegara tertarik hadir ke Indonesia, mereka bukan hanya membawa barang tapi akan kembali membawa barang dari Tanah Air sehingga berpotensi didistribusikan di dunia internasional.

"Jadi kalau kita bicara tentang one village one product itu sangat memungkinkan bahwa Indonesia itu berdikari dengan adanya konsep one village one product," kata Siti Mukaromah. Gde Sumarjaya Linggih, anggota Komisi VI, mengatakan IKM tenun ini berkembang  di Provinsi NTB karena memang sedang giatnya bekerja.

"Ini merupakan peluang kita ke depan karena beragam sekali industri yang dilakukan dengan bahan baku yang sangat berlimpah di Indonesia yang memungkinkan untuk mengisi waktu-waktu luang sehingga tenaga kerja kita nanti diberdayakan untuk menghadapi era globalisasi. IKM diharapkan menjadi tulang punggung kita ke depan," ungkapnya.

Politkus Golkar ini mengakui pembangunan infrastruktur menjadi hal pokok karena memang ada hambatan antara pengiriman barang sampai kepada konsumen.  Ia mengimbau Pemda, dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan, juga perbankan, untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi dalam mendukung program pembangunan IKM agar dapat bersaing dan memproduksi barang-barang berkualitas.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016