Jambi (ANTARA News) - Kepala Kantor Bahasa Provinsi Jambi telah menyurati wali kota setempat sebanyak dua kali untuk mengajak audensi terkait pemberian nama pedestrian yang menjadi polemik.

"Masih banyak penamaan tempat itu yang lebih dekat dengan Jambi yang mempunyai kearifan lokal budaya Jambi," kata Kepala Kantor Bahasa Provinsi Jambi  Syaiful Bahri Lubis, Rabu.

"Penggunaan bahasa yang salah ini akan berdampak buruk untuk generasi muda Jambi yang akan datang, karena nanti pasti anak cucu kita bertanya apa arti jomblo, kita mau jawab apa," katanya lagi.

Sementara itu, Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengaku sudah menerima surat dari Kantor Bahasa tersebut dan pihaknya akan mengajak audensi bersama Kantor Bahasa Provinsi Jambi terkait polemik penamaan pedestrian

"Saya sudah menerima surat dari Kantor Bahasa, kita masih nunggu ada waktu, bisa dalam waktu dekat ini kita ajak mereka audensi," kata Fasha.

Menurut dia, banyaknya sorotan penamaan pedestrian "jomblo" di Jalan Basuki Rahmat komplek Balai Kota tepatnya di depan Balai Adat Kota Jambi yang baru diresmikan itu tidak terlalu penting untuk dibesarkan-besarkan.

"Yang penting tempat rekreasi yang kita buat itu bagaimana manfaatnya, masih banyak pekerjaan kita yang lain yang lebih penting daripada soal nama," katanya.

"Kalaupun besok harus diganti akan kita ganti tidak masalah itu, apalah arti nama, tiap hari pun saya bisa ganti nama itu. Sekarang banyak urusan yang lebih penting seperti ngurusin infrastruktur jalan, air bersih dan lainnya," katanya.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016