Bandung (ANTARA News) - Komda Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jawa Barat melakukan penelitian atas kematian bocah Dede Rita (5) asal Cipatat Kabupaten Bandung yang meninggal dunia pasca divaksin campak. Bocah itu meninggal dunia di rumahnya, Senin (5/3) sekitar pukul 05.00 WIB. Namun untuk memastikan penyebab kematiannya apakah karena vaksin campak atau penyakit lainnya, jenazah gadis kecil itu dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk divisum termasuk diambil sample darahnya. "Kami masih meneliti penyebab pasti kematiannya, kemungkinan saja bukan akibat vaksin campak. Kita tunggu hasilnya," kata Wakil Ketua Komda KIPI Jabar, Kusnadi Rusmil kepada wartawan, Senin. Dede Rita merupakan anak pasangan Turi (40) dan Ita (35). Menurut keterangan ibunya, Ita, anaknya mendapat vaksin campak pada Jumat di Balai Desa Cipatat. Saat itu kondisi bocah itu sehat dan tidak ada keluhan apapun. Namun pada malam harinya, Dede mengeluh sakit perut. Selain itu suhu tubuhnya tinggi dan demam. Beberapa saat kemudian tangan dan kaki bocah perempuan itu membengkak. Orang tuanya membawa ke bidan terdekat dan mendapat obat untuk diminum oleh bocah itu. Namun kondisinya terus memburuk. Bocah itu berencana dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk mendapatkan perawatan intensif, namun meninggal dunia sebelum dibawa ke rumah sakit terbesar di Bandung itu. "Penelitian sample darah diharapkan bisa memberi petunjuk kematiannya, dampak vansin biasanya terlihat dua hingga tujuh jam setelah divaksin," kata Kusnadi. Selain itu, menurut dia, belum ditemukan adanya kasus kematian karena vaksin campak selama ini. Ia menduga kematian bocah itu karena sebab lainnya, termasuk kemungkinan oleh penyakit. "Hasil sample darah itu baru bisa diketahui tiga hari ke depan," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007