Setelah kami lakukan uji beban sejak tadi malam hingga dini hari tadi dan diuji secara teknis laboratorium komputerisasi, struktur jembatan tersebut masih layak untuk dilalui kendaraan,"
Malang (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan secara struktur Jembatan Soekarno Hatta di Kota Malang, masih aman dilewati kendaraan karena sudah dilakukan uji beban pada Selasa (8/3) malam hingga Rabu (9/3) dini hari .

"Setelah kami lakukan uji beban sejak tadi malam hingga dini hari tadi dan diuji secara teknis laboratorium komputerisasi, struktur jembatan tersebut masih layak untuk dilalui kendaraan," kata Kepala Dinas UPT PU Bina Marga Pemprov Jatim Supaad di Malang, Rabu.

Uji beban untuk memastikan layak tidaknya Jembatan Soekarno Hatta untuk dilalui kendaraan tersebut, dilakukan untuk menjawab keresahan warga terkait beredarnya foto jembatan di media sosial beberapa waktu lalu yang kondisinya melengkung.

Lebih lanjut, Supaad mengatakan uji beban pada jembatan yang dilakukan Kementerian PU dan Pekerjaan Umum tersebut dengan menempatkan delapan truk yang masing-masing truk bermuatan 20 ton dan berhenti (parkir) di atas jembatan untuk menguji kekuatan jembatan yang berada persis di pintu gerbang Universitas Brawijaya (UB) Malang sisi timur.

Ia mengemukakan uji beban tersebut merupakan rekomendasi dari UB Malang sejak 2014 lalu, namun baru terealisasi saat ini.

Namun demikian, katanya, suatu saat jembatan Soekarno Hatta akan diganti. Selain faktor keamanan, jembatan akan diganti untuk menghilangkan keresahan warga yang melewati jembatan tersebut mengingat getaran yang ditimbulkan.

"Getaran jembatan akan semakin besar dan terasa ketika ada beban kendaraan yang berhenti di atas jembatan," ujarnya.

Namun, karena jembatan dinilai masih layak untuk digunakan, pihaknya akan melakukan pengecekan ulang meliputi pengencangan baut melebihi standar, mengecek keretakan serta memberikan elastomer untuk meredam getaran.

"Sebenarnya jika bus dan truk mau lewat juga tidak masalah, tapi kembali lagi kepada kebijakan Pemkot Malang," tuturnya.

Ia mengatakan jembatan yang berusia hampir 30 tahun itu cacat sejak pertama kali dibangun. Terdapat dua baut yang tidak presisi dan satu baut yang ukurannya tidak tepat.

"Total ada tiga baut yang tidak terpasang, jika dipaksa dipasang bakal sobek dan anggaran yang digunakan untuk memperbaiki jembatan ini sepenuhnya dari APBD provinsi," ucapnya.

Dua tahun terakhir ini, kondisi Jmbatan Soekarno Hatta menjadi perbincangan hangat di Kota Malang, tidak hanya di lingkungan Pemkot Malang, tetapi juga di kalangan masyarakat, bahkan beberapa waktu lalu Pemkot Malang meminta UB untuk melakukan kajian.

Selama dilakukan kajian, Dishub Kota Malang melakukan rekayasa lalu lintas untuk memperpanjang umur jembatan.

Rekayasa yang dilakukan Dishub Kota Malang, di antaranya melarang truk dan bus melintasi jembatan tersebut. Selain itu, juga menerapkan jalur satu arah di kawasan lingkar UB, yakni di sepanjang Jalan Mayjen Haryono, Jalan Mayjen Panjaitan dan Jalan Gajayana.

Hanya saja, jalur satu arah tersebut berumur panjang karena diprotes warga dengan unjuk rasa besar-besaran, dan akhirnya jalur tersebut dikembalikan menjadi dua arah hingga saat ini.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016