Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sudah dijanjikan untuk menyelesaikan problem sosial yang dihadapi sekitar 2.500 KK warga eks Timtim di wilayah Kabupaten Kupang, namun tidak terealisasi sampai sekarang."
Kupang (ANTARA News) - Bupati Kupang Ayub Titu Eki meminta Pemerintah Pusat untuk segera merelokasi 2.500 kepala keluarga warga eks Timor Timur yang masih tetap menjadi masalah sosialdi wilayah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

"Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sudah dijanjikan untuk menyelesaikan problem sosial yang dihadapi sekitar 2.500 KK warga eks Timtim di wilayah Kabupaten Kupang, namun tidak terealisasi sampai sekarang," katanya kepada pers di Kupang, Rabu.

Bupati Titu Eki menjelaskan sampai saat ini, warga eks Timtim yang memilih menjadi WNI itu, masih terus menggarap lahan milik warga lokal untuk berladang.

Di sisi lain, warga lokal pemilik lahan tersebut juga mau berladang dan berkebun di atas lahan tersebut, tetapi tidak diberikan oleh warga eks Timtim yang sudah menggarap lahan tersebut.

"Kondisi inilah yang terus memicu ketegangan di antara warga pemilik lokal dengan warga eks Timtim tersebut. Sebagai bupati, saya juga tidak mau jika rakyat saya menjadi objek penderitaan di atas lahan garapannya sendiri," kata Titu Eki.

Dalam hubungan dengan itu, ia mengharapkan Pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mencari jalan keluar dalam upaya mengatasi persoalan yang dihadapi sekitar 2.500 KK warga eks Timtim di wilayah Kabupaten Kupang.

Sebanyak 2.500 KK warga eks Timtim eksodus ke Indonesia pascareferendum di Timor Timur pada Agustus 1999, karena rasa cintanya terhadap Merah Putih.

Secara kelembagaan, kata Bupati Titu Eki, Pemerintah Indonesia lah yang berhak untuk mengatasi semua problem sosial yang dihadapi warga eks Timtim tersebut.

"Langkah yang terbaik adalah merelokasi mereka di lokasi permukiman yang baru agar bisa hidup dengan tenang sambil menggarap lahan yang ada untuk kelangsungan hidup mereka," katanya.

"Ini harapan saya sebagai bupati. Jika mereka masih tetap bertahan di atas lahan masyarakat lokal maka potensi terjadi konflik tetap saja ada. Saya mau ini diakhiri, agar rakyat saya juga mencari hidup dengan tenang, demikian pun halnya dengan warga eks Timtim tersebut," demikian Ayub Titu Eki.

Pewarta: Yohanes Adrianus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016