Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan, pihaknya mendorong penyebaran kelompok gerakan pakan ikan mandiri ke berbagai daerah.

"Sekarang ada sekitar 373 kelompok pakan ikan mandiri," kata Slamet Soebjakto dalam acara Kinerja Satu Tahun Kelautan dan Perikanan di kantor KKP, Jakarta, Jumat.

Menurut Slamet, gerakan pakan mandiri yang menguatkan kelompok pakan ikan mandiri saat ini merupakan bisnis yang tengah tumbuh dan bersemangat di berbagai daerah.

Apalagi, lanjutnya, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya juta telah diberi tugas untuk menyejahterakan masyarakat di pulau-pulau terluar.

Selain itu, ujar dia, tugas pokok tambahan lainnya adalah memperkaya stok ikan alami yang sudah mulai punah.

Ia mengungkapkan bahwa saat ini ada sekitar 4000 ribu benih komoditas perikanan yang telah disebarkan pihaknya.

"Ini satu hal yang baru dilaksanakan di era Ibu Menteri (Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti)," katanya.

Sebagaimana diberitakan, aspek benih unggul dan pakan berkualitas merupakan dua hal yang menjadi faktor dari kesuksesan pengelolaan budi daya perikanan yang berkelanjutan serta mampu menjaga kondisi ekosistem perikanan.

"Kebijakan dan program KKP selain membenahi perikanan tangkap juga memperkuat perikanan budi daya. Benih unggul dan pakan berkualitas jadi kunci sukses," kata Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Saut Hutagalung.

Saut mengungkapkan, KKP pada tahun 2016 fokus pada penyediaan 100 juta benih, 200 unit bantuan pakan mandiri dan 30 unit produksi tepung ikan.

Seluruh hal tersebut, lanjutnya, juga penting dalam membantung produksi perikanan budi daya yang berkelanjutan.

"Oleh karena itu SDM pembudidaya yang patuh menerapkan cara budidaya ikan yg baik dan inovasi teknologi pembenihan dan pembudidayaan sangat menentukan," ucapnya.

Selain itu, lanjut Saut, pencegahan penyakit dan pengendalian lingkungan yang baik, juga sangat penting agar jangan sampai terjadi serangan penyakit atau virus.

Jadi, menurut dia, selain dukungan benih, pakan, teknologi, untuk menjamin produksi budi daya tahun 2019 bahkan 2030, berbagai pihak juga perlu makin fokus pada penguatan SDM yang memiliki kepatuhan tinggi dalam menerapkan cara budi daya ikan yang baik dan makin ketat pada pengendalian lingkungan usaha budidaya.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015