Dwiki Darmawan mampu mengeksplorasi bunyi bunyi yang saya hasikan dari gamelan ..."
London (ANTARA News) - Musisi jazz kenamaan Indonesia Dwiki Dharmawan berkolaborasi dengan pemain gamelan Aris Daryono dan Bei bei Wong, pemain perkusi virtuoso internasional dari China, menghentak alun-alun kota London, Trafalgar Square dalam acara Hello Indonesia, Minggu (7/6).

Dalam acara Hello Indonesia yang mendapat dukungan Walikota London untuk mempromosikan Indonesia itu tidak saja kepada masyarakat Inggris, tetapi juga wisatawan mancanegara yang banyak berwisata di ibu kota Inggris.

Acara tersebut digagas oleh Usya Soeharjono pemilik restauran Nusa Dua di London.

Aris mengakui suatu kebanggaan mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan musisi sekelas Dwiki Darmawan, ujar Aris Daryono kepada Antara London, Senin. Hal yang sama juga diakui Bei bei Wang.

Dwiki Dharmawan mengatakan pada Komposisi Pasar Klewer, Bei bei Wang meresponse Gamelan pelog Jawa nya Aris dengan beberapa jenis perkusi China.

"Saya menambahkan bunyi bunyian synthesizers dan loops drums dan lalu kami sama sama improvisasi. Jadilah Fusion Gamelan," ujar istri dari penyanyi Ita Permatasari yang baru kembali dari tur ke Eropa Timur.

Dwiki mengakui ada sensasi baru dari spontanitas dengan tetap mempertahankan keagungan skala bada nada slendro pelog Indonesia.

"Suatu saat saya akan kolaborasi seperti ini dengan DJ," ujar Dwiki yang tidak sempat latihan dengan Bei Bei dan hanya dengan Aris hanya sekali di Kedutaan Besar Republik Inonesia (KBRI) London.

Aris menguasai keterampilan dalam menulis musik gamelan, musik Barat dan elektronik untuk gelar doktor (PhD)-nya.

Ia sering membawa komposisi dalam penampilan berhasil menarik perhatian masyarakat Inggris dan juga wisatawan mancanegara tengah menikmati salah satu ikon kota London.

Menurut Aris, Dwiki Darmawan memiliki pengalamannya yang segudang dalam mengkolaborasikan gamelan dan permainan jazznya.

"Dwiki Darmawan mampu mengeksplorasi bunyi bunyi yang saya hasikan dari gamelan dan menghadirkannya dengan penuh intuitif dan ekspresif," ujarnya.

Aris mengakui sebagai musisi tradisi yang kebetulan juga punya latar belakang pemain gitar improvising, meskipun bukan pemain jazz, berusaha merespon dan mengeksplorasi umpan umpan musikal yang diberikan untuk menghasilkan hubungah timbal balik yang seimbang.

"Gaya Mas Dwiki yang eksploratif, lari dari kunci dan tangga nada satu ke lainnya sebagai bentuk modulasi, terkadang membuat saya untuk berhati hati dalam memilih nada yang bisa saya mainkan pada gamelan," katanya.

Ia menimpali, "Karena keterbatasan nada yang saya miliki pada gamelan, sepertinya gaya permainan Mas Dwiki cocok digabungkan dengan permainan drone, ostinato, dan kothekan/interlocking dengan dengan funky rhythm yang saya hadirkan dalam permainan saya."

Selain itu, ia menilai, Dwiki sadar betul akan keterbatasan yang ada pada gamelan maupun kelebihan/keunikan gamelan.

Oleh karena keterbatasan waktu dan kesempatan yang ada, ia mengemukakan, kolaborasi pertama kali ini hanya melibatkan mereka berdua.

Kolaborasi pertama itu menjadi pilot porject yang diharapkannya berlanjut pada kolaborasi-kolaborasi di masa depan dengan melibatkan lebih banyak pemain, atau bahkan melibatkan satu gamelan grup lengkap.

Aris Daryono mengharapkan kolaborasi dengan Dwiki Dharmawan bukan yang pertama di Trafalgar Square, dan akan berlanjutkan di sesi rekaman di studio di London yang akan dilakukan Dwiki selama dua hari Selasa dan Rabu pekan ini.

Untuk album barunya Dwiki Dharmawan berkolaborasi bersama musisi asal Inggris seperti Asaf Sirkis (drums), Yaron Stafi (bass), Nicolas Meier dan Mark Wingfield (gitar) dan Gilad Altzmon (saksofon/klarinet) dengan produser Leonardo Oackovics dari Moon June Record dari New York, Amerika Serikat.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015