Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 2.464 mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Sarjana Mengajar di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) dari14 kampus yang memiliki Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) se-Indonesia mengikuti tes urine, akhir pekan lalu.

Keterangan Humas Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Jakarta, Selasa, menyebutkan, tes urine untuk LPTK di Jakarta diadakan UNJ bekerjasama Ditjen Pendidikan Tinggi, Kemenristek Dikti, diikuti 219 mahsiswa dan dimaksudkan untuk melindungi mahasiswa dan dosen dari penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya (narkoba).

"Tes urine sebagai bentuk keprihatinan kami mengingat belakangan ditemukan dosen dan mahasiswa yang terjerat narkoba," kata Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikti, Kemenristek Dikti, Prof Dr Supriadi Rustad, M.Si, disela-sela ujian tulis Pendidikan Profesi Guru (PPG) Sarjana Mengajar di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T), di Gedung Pusat Studi & Sertifikasi Guru UNJ.

Supriadi mengatakan,  penentuan mahasiswa dan dosen yang mengikuti tes urine tersebut dilakukan secara acak. Rencananya kebijakan tersebut, nantinya akan diberlakukan di seluruh kampus yang ada.

Dia mengakui, bahwa terjeratnya kaum akademisi dan intelektual kampus dalam kasus penyalahgunaan narkoba menjadi catatan penting yang kini harus diselesaikan oleh semua kampus dan pemerintah.

"Pemilihan 14 kampus yang memiliki LPTK tersebut semata-mata karena lembaga itu merupakan lembaga yang melahirkan kaum pendidik alias guru," katanya.

Dia menambahkan, tes urine juga diberlakukan bagi seluruh sarjana yang akan mengikuti program SM-3T. Para sarjana tersebut harus dipastikan bebas narkoba sehingga selain menjadi guru, para sarjana program SM-3T sekaligus bisa menjalankan fungsi sebagai duta anti-narkoba di daerah tugasnya masing-masing.

Pembantu Rektor I UNJ, Prof Dr Muchlis R Luddin, MA, mengatakan, untuk tahap awal, sebanyak 219 mahasiswa yang mengikuti program SM3T mengikuti tes urine. Kegiatan tes urine diselenggarakan atas kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), dan akan terus dilakukan pada waktu-waktu yang akan datang.

Muchlis menambahkan, program SM-3T UNJ memasuki angkatan kelima. Sebanyak 3.000 mahasiswa akan disebar untuk mengajar di daerah terdepan, terluar dan tertinggal di seluruh  Indonesia.

Menurutnya, dari hasil survei, sebanyak 78 persen dari peserta SM-3T menyatakan ingin kembali ke daerah tempat sebelumnya mengajar, sehingga diharapkan  pemda setempat memfasilitasi mereka untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015