Jakarta (ANTARA News) - Seperti perayaan malam takbiran yang terjadi sebelumnya, umat Islam di seluruh Indonesia masih tetap merayakan dengan pawai dan kembang api pada malam menyambut Idul Fitri 1435 H.

Pawai keliling untuk mengumandangkan takbir tanda kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan dan kembang api yang mewarnai langit malam serta dentuman suara petasan masih identik dengan malam takbiran di Indonesia.

Imbauan pihak kepolisian agar tidak mengumandangkan takbir dengan konvoi dan arak-arakan kendaraan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tampaknya tidak terlalu dihiraukan.

Namun, ada juga yang sedikit "menyiasati" imbauan itu secara kreatif dengan melakukan konvoi kendaraan hias sambil bertakbir.

Seperti yang terjadi di Banda Aceh, misalnya. ribuan warga Banda Aceh menyaksikan konvoi kendaraan hias yang dilepas Gubernur Aceh Zaini Abdullah di halaman depan Masjid Raya Baiturrahman, Minggu malam.

Konvoi kendaraan yang sebagian besar dihiasi ornamen masjid peserta pawai takbiran itu melintasi sejumlah ruas jalan utama di Kota Banda Aceh.

Selain Gubernur, Wali Banda Aceh Malek Mahmud Al-Haytar, Kapolda Aceh Irjen Pol Husein Hamidi, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Agus Kriswanto, Kajati Aceh Tarmizi, dan Ketua MPU Tgk Ghazali Mohd Syam juga ikut melepas konvoi kendaraan hias peserta pawai takbiran.

Diperkirakan lebih 40 unit kendaraan hias yang umumnya peserta dari remaja masjid dan instansi pemerintah di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar ikut ambil bagian dalam pawai takbiran menyambut hari raya puasa 2014.

Para qari duduk di atas kendaraan hias sambil mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid berkeliling kota memeriahkan syiar Islam pada malam hari menyambut 1 Syawal 1435 Hijriah.

Disela-sela takbiran juga dilakukan penggalangan dana untuk membantu rakyat Palestina yang sedang menghadapi agresi militer negara zionis Israel.

Selain kendaraan hias, peserta pawai keliling juga berjalan kaki sambil menyalakan obor melintasi ruas jalan utama di kota berpenduduk sekitar 300 ribu jiwa itu.

Gubernur Aceh Zaini Abdullah besertaanggota uspida plus provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu memukul beduk sebagai bagian dari serimonial pelepasan pawai takbiran di kota tersebut.

Selain dihiasi ornamen masjid, sejumlah mobil peserta pawai takbiran itu ikut menggerek bendera Palestina dan duplikat senjata tempur yang diperagakan milik pejuang Palestina.

Sementara masyarakat antusias menyaksikan peserta pawai takbiran, dengan berdiri di trotoar ruas jalan yang dilintasi peserta konvoi kendaraan.


Kembang Api

Malam takbiran di Kabupaten Rejanglebong Bengkulu, disemarakkan dengan dentuman petasan dan pesta kembang api yang dilakukan warga.

Suara kembang api dan petasan mulai terdengar setelah pengumuman sidang isbat yang digelar Kementerian Agama sekitar pukul 19.30 WIB.

Lokasi favorit yang dijadikan tempat menyalakan petasan dan kembang api yaitu kawasan lapangan Setia Negara tanah lapang di sejumlah kelurahan maupun desa.

Selain berpesta kembang api dan petasan, puluhan warga juga terlihat berkumpul untuk menyambut datangnya hari raya dengan menyaksikan pawai takbir keliling menyambut hari raya.

"Lapangan Setia Negara menjadi tempat favorit warga untuk menyalakan petasan dan kembang api setiap tahun sehingga mengundang orang untuk datang menyaksikan pesta kembang api dan petasan," kata Manto (19) warga Kelurahan Air Bang Kecamatan Curup Tengah.

Manto mengatakan pesta kembang api dan petasan akan terus berlangsung hingga tengah malam seiring dengan semakin banyaknya warga yang berkumpul.

Supri (45), salah seorang pedagang kembang api dan petasan di kawasan Pasar Bang Mego, menyebutkan pada malam hari raya penjualan mereka meningkat.

"Ini malam terakhir kami berjualan, karena kami sudah berjualan sejak awal bulan puasa lalu. Barang-barang ini kalau tidak habis terjual akan kami simpan dan dijual lagi saat lebaran haji atau tahun baru," ujarnya.


Takbiran di Papua

Sementara itu, pawai takbir keliling menyambut Idul Fitri 1435 Hijriah di Kabupaten Biak Nimfor, Papua, Minggu malam, berlangsung aman dan lancar hingga acara selesai.

Kegiatan pawai takbir keliling diselenggarakan Panitia Hari Besar Islam (PHBI) dilepas Wakil Bupati Thomas AE Ondy bertempat di hanggar Pangkalan Udara Manuhua.

Anggota jamaah masjid yang berjumlah ribuan orang itu menggunakan puluhan mobil yang dilepas Wabup Thomas Ondy terlihat antusias mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil.

Pawai tersebut juga mendapat sambutan meriah warga karena PHBI juga melombakan kendaraan hias peserta pawai takbir keliling.

"Pawai takbir menjadi sarana silaturahim umat Muslim untuk menyambut hari raya Idul Fitri," ujar Wabup Thomas Ondy.

Ketua PHBI Biak Numfor Andi Firman Madjadi mengatakan kegiatan lomba kendaraan hias takbir keliling merupakan kegiatan tahunan untuk menyatukan umat Islam.

"Melalui ajang lomba kendaraan hias dan pawai takbir keliling diharapkan dapat meningkatkan syiar Islam serta menjalin silaturahim antarpeserta," katanya.


Tak Keliling

Di Denpasar, Bali, PHBI setempat sepakat tidak melakukan kegiatan takbiran keliling kota pada malam menjelang hari raya Idul Fitri.

"Menjelang Idul Fitri tanpa takbiran kali ini merupakan yang keenam kalinya, setelah sebelumnya dilaksanakan hal serupa," kata Ketua PHBI Kota Denpasar Said Dudin.

Said mengatakan malam takbiran hanya dilakukan di masing-masing masjid dan mushala tanpa mengurangi makna dan kemeriahan Idul Fitri.

Menurut Said, takbir keliling tidak diadakan dengan alasan untuk mencegah kemacetan di Kota Denpasar dan sekitarnya, serta menekan sekecil mungkin hal-hal yang tidak diinginkan.

Khusus di perkampungan muslim di daerah-daerah pedesaan seperti Kepaon, Kota Denpasar, Pegayaman, Kabupaten Buleleng, takbiran keliling desa tetap dilakukan.

Said mengatakan PHBI telah melakukan berbagai persiapan, termasuk menyiapkan beberapa lokasi shalat Idul Fitri.


Hotel Puncak Penuh

Sementara itu, sejumlah hotel berbintang di kawasan Puncak-Cipanas, Cianjur, Jawa Barat mulai terisi penuh sejak dua hari menjelang Idul Fitri.

"Hari ini hanya beberapa kamar saja yang tersisa. Sejak sepekan terakhir, kamar yang ada telah terpesan hingga 70 persen dari ratusan kamar yang ada," kata Dadeng salah seorang staf office hotel berbintang tiga di Jalan Raya Cipanas.

Dadeng menjelaskan, tingkat pemesanan mulai meningkat sejak satu bulan sebelum puasa dan terus meningkat satu pekan menjelang hari raya. Tamu yang menginap berasal dari berbagai wilayah di Jabodetabek.

Sementara itu, sejumlah tamu hotel mengaku sengaja tinggal di hotel selama Idul Fitri karena pembantu rumah tangga mereka pulang kampung selama satu minggu.

Mereka memilih tinggal di hotel dengan berbagai alasan, diantaranya masih dapat dilayani ketika membutuhkan sesuatu.

"Pembantu pulang kampung, kami memilih diam di hotel sambil menikmati libur panjang hari raya," kata Steven (36) warga Jakarta Timur.

Peningkatan hunian juga dialami sejumlah hotel kelas melati yang terdapat di sepanjang jalur Puncak-Cianjur. Sebagian besar pengelola mengaku terpaksa menolak tamu karena sudah tidak memiliki kamar kosong.

"Hari ini dari 58 kamar semua terisi penuh sampai tanggal 2 Agustus. Kami banyak mengarahkan pendatang ke vila yang disewakan karena untuk kamar hotel sudah terisi penuh," kata Ardi, staf hotel melati di Jalan Raya Pasekon.  (D018/A011)

Oleh dewanto samodro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014