Kami secara rutin melakukan penanaman pohon bakau yang melibatkan pelajar..."
Denpasar (ANTARA News) - Pusat Studi Pembangunan Berkelanjutan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana (LPPM Unud) menanam sekira 3.000 pohon bakau (mangrove) di kawasan Nusa Dua, Bali.

"Kami secara rutin melakukan penanaman pohon bakau yang melibatkan pelajar, mahasiswa dan masyarakat dalam upaya melestarikan tanaman penangkal gelombang laut tersebut," kata Ketua Pusat Studi Pembangunan Berkelanjutan LPPM Universitas Udayana Dr Ketut Gede Dharma Putra di Nusa Dua, Bali, Minggu.

Ia mengatakan, kegiatan penanaman pohon bakau kali ini berkaitan dengan peringatan Hari Bumi pada 22 April, sehingga dengan penanaman pohon ini diharapkan masyarakat peduli dengan lingkungan dan momentum bagi umat manusia untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet ini.

"Setiap kesempatan kami mengerahkan mahasiswa dan masyarakat untuk melakukan penanaman pohon, baik reboisasi maupun penanaman mangrove," ujarnya.

Dharma Putra mengatakan, LPPM Unud juga melakukan pembibitan pohon bakau sehingga ada terus regenerasi pohon tersebut.

Saat ini pihaknya melibatkan sedikit-dikitnya 300 mahasiswa untuk menanam bakau sekira 3.000 pohon.

"Kami juga melakukan pembibitan tanaman ini dalam upaya ketersediaan pohon yang bisa ditanam dalam setiap kesempatan. Bahkan, setiap penerimaan mahasiswa diwajibkan melakukan kegiatan lingkungan, salah satunya melakukan bakti sosial penghijauan melalui penanaman pohon bakau," katanya.

Dikatakannya, saat ini Unud bekerja sama dengan instansi terkait melakukan penanaman pohon bakau, diantaranya dengan PT Jasamarga Tol Bali dan Dinas Kehutanan.

"Penanaman pohon saat ini, kami bekerja sama dengan Jasamarga Tol Bali, karena waktu pembangunan tol, perusahaan ini membebaskan lahan mangrove. Karena itu, perusahaan itu wajib melakukan penanaman kembali di sekitar jalan tersebut, maupun di lahan lain," ucapnya.

Hubungan Masyarakat Jasamarga Bali Tol Drajat Hari Suseno dalam kesempatan itu mengatakan, tanaman mangrove untuk bisa tumbuh memerlukan waktu cukup lama, dan target hidupnya tidaklah mudah, sehingga harus disulam, dipelihara dan dirawat secara terus menerus.

"Kami akan terus melakukan penanaman dan perawatan secara berkelanjutan di sekitar koridor jalan tol agar tanaman tersebut tetap lestari," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya siap bekerja sama dengan berbagai pihak untuk pelestarian lingkungan, di antaranya dengan kalangan mahasiswa dan masyarakat peduli mangrove.

"Penanaman pohon bakau ini adalah untuk menambah luasan areal mangrove, karena sebelumnya kami juga melakukan pembebasan lahan mangrove untuk jalan tol, karena itu menjadi kewajiban kami untuk melakukan penanaman kembali dan memeliharanya," katanya menambahkan. (*)

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014