Jakarta (ANTARA News) - Kanvas-kanvas berukuran 60 x 40 cm tergantung berderet-deret dalam keadaan putih, polos, kosong menjelang pembukaan pameran lukisan "Sketsa Spontan" oleh Toto BS di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki, Jumat malam.

"Memang masih kosong, nanti setelah dibuka baru dilukis," ujar Toto kepada Antara, mengenai bentuk pameran yang unik tersebut.

Sketsa pertama adalah wajah Syakieb Sungkar, kolektor lukis yang membuka pameran tersebut, yang dilukis oleh Toto tepat di pintu masuk ruang pameran, disaksikan oleh para pengunjung dan sorotan kamera oleh media. Hanya sekitar dua menit, sketsa wajah Syakieb Sungkar sudah mengisi kanvas kosong tersebut, disambut tepuk tangan para pengunjung.

Sejumlah nama kemudian diundang oleh pembawa acara untuk satu-persatu dibuat sketsanya, mereka antara lain Drs Bambang Subekti dari TIM, budayawan Mudji Sutrisno SJ, kolektor lukis Melanie, sastrawan Martin Aleida, dan beberapa pengunjung lainnya.

Gagasan bentuk pameran dengan melukis secara spontan ketika pameran berlangsung selama 5 hingga 10 April dengan menunggu obyek lukisan mendatanginya adalah murni dari pemikiran Toto.

"Kalau pameran seperti biasa tidak ada kejutan, itu biasa!" kata Toto dalam pameran tunggal yang pertama.

Aksi perjumpaan di ruang pameran seperti ini mungkin terinspirasi dari hasil visualisasi satu gambar dengan teknik "drawing", lukisan, fotografi atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subyek dengan gambar wajah yang dimaksud daripada bentuk nyatanya, kata pengamat seni Fajar Sidiq.

Toto BS dikenal sebagai seniman yang bersahaja, dalam keseharian ia sering naik kereta listrik dari Bogor ke Jakarta dan dengan diam-diam mencuri wajah-wajah penumpang untuk digoreskan pada buku sketsa yang selalu dibawa-bawa dalam tas kecil yang tersandang di bahunya.

"Ini ada cewek sedang tidur, ini ada wajah orang yang sedang sedih, ini senyum yang manis..." katanya suatu ketika, memamerkan koleksi di buku sketsanya.

Toto menangkap ekspresi spontan wajah-wajah obyeknya dan melukisnya secara spontan. Ia yang sering "nongkrong" di pasar Seni Ancol, juga biasa diundang menghadiri acara untuk melukis secara spontan.

Pria kelahiran Bogor, 27 Februari 1959 itu sudah berpameran bersama di Bandung, Galeri Minelium dan "roadshow" ke berbagai acara di Bandung, Jakarta, Jogyakarta dan Bali.

Pewarta: Maria D. Andriana
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014